DR. Yusuf al Qardhawi menyatakan bahwa kehidupan ini tidak akan bisa dikendalikan kebenaran, ditaburi kebaikan, kalimat iman tidak menjadi tinggi dan bendera keutamaan tidak akan berkibar jika diisi orang-orang yang memperdagangkan prinsip, yang tidak berbuat kecuali untuk keduniaan, atau diisi orang-orang yang riya’ yang tidak berbuat kecuali agar semua orang memusatkan pandangan kepadanya, mendengarnya, membicarakannya dan menunjuk ke arah dirinya. Kebenaran, kebaikan dan iman akan menjadi menang dengan keberadaan orang-orang yang mukhlis, yang berpegang teguh kepada prinsip dan mengutamakannya, mau berkorban dan tidak mengambil keuntungan, memberi dan bukan mengambil.
Sebaiknya kita berhenti sejenak, menghela napas sembari merenung langkah-langkah yang kita lakukan selama ini. Tanya pada diri kita, seberapa keikhlasan kita dalam perjuangan ini? Murnikah karena Allah atau ada maksud lain? Masih ada kesempatan untuk memperbaiki niat-niat kita. Ingat, perjuangan terberat adalah menjaga keikhlasan.
Munculkan dan Menjaga Keikhlasan, bagaimana?
Dalam menjaga keikhlasan DR. Yusuf Qardhawi menyampaikan beberapa tips buat kita diantaranya;
1. Ilmu yang mantap
Ini adalah hal yang mutlak harus ada. Ikhlas adalah amalan hati, amalan akan muncul dengan keyakinan dan keyakinan muncul dari ilmu. Singkatnya ikhlas yang sempurna akan muncul akibat adanya pengetahuan yang sempurna pula tentang keikhlasan; tentang makna, urgensi, balasan keikhlasan dan sebagainya.
2. Bergaul dengan orang yang ikhlas
Faktor yang bisa mendorong ikhlas adalah berteman dengan orang-orang yang ikhlas serta hidup bersama mereka, agar dia bisa mengikuti irama langkah mereka, mengambil pelajaran dari mereka dan mencontoh akhlak mereka.
3. Membaca kisah orang-orang yang ikhlas.
Salah faktor yang juga bisa menumbuhkan keikhlasan dalam diri kita adalah membaca sirah orang-orang mukhlisin, mengenali kehidupan mereka, mengikuti jejak dan petunjuk mereka. Jika orang-orang yang meniti jalan kepada Allah tidak mendapatkan orang-orang yang mukhlis untuk dijadikan teman, maka tidak sedikit orang-orang mukhlis yang sudah meninggal untuk menemaninya. Sebab akhlak dan pemikiran tidak bisa mati. Sekalipun orangnya telah mati.
Saya ingin membagi cerita kepada Anda tentang kisah keikhlasan yang sangat mengesankan bagi saya;
Diceritakan oleh Abdullah bin Sinan, ketika dua kubu telah berhadapan, pasukan kaum Muslimin dan pasukan kafir Romawi. Sebagaimana biasanya sebelum perang dimulai diadakan perang tanding satu lawan satu. Seorang Romawi maju dan menantang perang tanding. Maka seorang muslim maju, lelaki kafir itu menerjang dan membunuhnya. Begitulah berlangsung hingga lelaki kafir itu telah berhasil membunuh enam orang muslim. Ia dengan angkuh berdiri di antara dua kubu menantang perang tanding. Namun tak seorang pun yang melayaninya. Tiba-tiba Ibnul Mubarak menoleh kepdaku seraya berkata, “Wahai fulan kalau aku terbunuh, kerjakan ini dan ini.” Kemudian beliau menutup mukanya, mengayuh tunggangannya menyerang lelaki kafir tersebut. Akhirnya beliau berhasil membunuhnya, beliaupun menantang perang tanding. Seorang kafir lainnya maju menghadapi beliau, namun berhasil membunuhnya. Begitu terus berlangsung hingga beliau berhasil membunuh enam orang kafir. Beliau terus menantang bertanding, namun mereka sepertinya menjadi penakut. Beliau lantas menghempaskan tunggangannya menembus dua kubu yang berhadapan lalu menghilang. Kami seolah-olah tidak merasakan apa-apa (saking terpananya). Tiba-tiba beliau sudah beliau berada di sisiku seperti sebelumnya, seraya menandaskan, “Wahai fulan, selama aku masih hidup, jangan engkau ceritakan hal ini pada siapa-siapa.”
4. Mujahadah melawan hawa nafsu
Maksudnya, mengarahkan kehendak untuk memerangi hawa nafsu yang menjurus kepada keburukan, mengendalikan egoisme dan kecenderungan kepada keduniaan, hingga ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah
Tatkala semua usaha telah dilakukan, maka ketuklah pintu rahmat-Nya lewat doa dan mohonlah karunia dan petunjuk-Nya agar senantiasa kita digolongkan sebagai orang-orang yang mukhlis. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengajarkan sebuah do’a kepada kita,
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu untuk (tidak) menyekutukan sesuatu yang kami ketahui dengan-Mu dan kami memohon kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui.”
Selamat menikmati penghambaan hanya kepada-Nya, untuk Wajah Sang Kekasih.
Sebaiknya kita berhenti sejenak, menghela napas sembari merenung langkah-langkah yang kita lakukan selama ini. Tanya pada diri kita, seberapa keikhlasan kita dalam perjuangan ini? Murnikah karena Allah atau ada maksud lain? Masih ada kesempatan untuk memperbaiki niat-niat kita. Ingat, perjuangan terberat adalah menjaga keikhlasan.
Munculkan dan Menjaga Keikhlasan, bagaimana?
Dalam menjaga keikhlasan DR. Yusuf Qardhawi menyampaikan beberapa tips buat kita diantaranya;
1. Ilmu yang mantap
Ini adalah hal yang mutlak harus ada. Ikhlas adalah amalan hati, amalan akan muncul dengan keyakinan dan keyakinan muncul dari ilmu. Singkatnya ikhlas yang sempurna akan muncul akibat adanya pengetahuan yang sempurna pula tentang keikhlasan; tentang makna, urgensi, balasan keikhlasan dan sebagainya.
2. Bergaul dengan orang yang ikhlas
Faktor yang bisa mendorong ikhlas adalah berteman dengan orang-orang yang ikhlas serta hidup bersama mereka, agar dia bisa mengikuti irama langkah mereka, mengambil pelajaran dari mereka dan mencontoh akhlak mereka.
3. Membaca kisah orang-orang yang ikhlas.
Salah faktor yang juga bisa menumbuhkan keikhlasan dalam diri kita adalah membaca sirah orang-orang mukhlisin, mengenali kehidupan mereka, mengikuti jejak dan petunjuk mereka. Jika orang-orang yang meniti jalan kepada Allah tidak mendapatkan orang-orang yang mukhlis untuk dijadikan teman, maka tidak sedikit orang-orang mukhlis yang sudah meninggal untuk menemaninya. Sebab akhlak dan pemikiran tidak bisa mati. Sekalipun orangnya telah mati.
Saya ingin membagi cerita kepada Anda tentang kisah keikhlasan yang sangat mengesankan bagi saya;
Diceritakan oleh Abdullah bin Sinan, ketika dua kubu telah berhadapan, pasukan kaum Muslimin dan pasukan kafir Romawi. Sebagaimana biasanya sebelum perang dimulai diadakan perang tanding satu lawan satu. Seorang Romawi maju dan menantang perang tanding. Maka seorang muslim maju, lelaki kafir itu menerjang dan membunuhnya. Begitulah berlangsung hingga lelaki kafir itu telah berhasil membunuh enam orang muslim. Ia dengan angkuh berdiri di antara dua kubu menantang perang tanding. Namun tak seorang pun yang melayaninya. Tiba-tiba Ibnul Mubarak menoleh kepdaku seraya berkata, “Wahai fulan kalau aku terbunuh, kerjakan ini dan ini.” Kemudian beliau menutup mukanya, mengayuh tunggangannya menyerang lelaki kafir tersebut. Akhirnya beliau berhasil membunuhnya, beliaupun menantang perang tanding. Seorang kafir lainnya maju menghadapi beliau, namun berhasil membunuhnya. Begitu terus berlangsung hingga beliau berhasil membunuh enam orang kafir. Beliau terus menantang bertanding, namun mereka sepertinya menjadi penakut. Beliau lantas menghempaskan tunggangannya menembus dua kubu yang berhadapan lalu menghilang. Kami seolah-olah tidak merasakan apa-apa (saking terpananya). Tiba-tiba beliau sudah beliau berada di sisiku seperti sebelumnya, seraya menandaskan, “Wahai fulan, selama aku masih hidup, jangan engkau ceritakan hal ini pada siapa-siapa.”
4. Mujahadah melawan hawa nafsu
Maksudnya, mengarahkan kehendak untuk memerangi hawa nafsu yang menjurus kepada keburukan, mengendalikan egoisme dan kecenderungan kepada keduniaan, hingga ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala.
5. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah
Tatkala semua usaha telah dilakukan, maka ketuklah pintu rahmat-Nya lewat doa dan mohonlah karunia dan petunjuk-Nya agar senantiasa kita digolongkan sebagai orang-orang yang mukhlis. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam mengajarkan sebuah do’a kepada kita,
“Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu untuk (tidak) menyekutukan sesuatu yang kami ketahui dengan-Mu dan kami memohon kepada-Mu dari sesuatu yang tidak kami ketahui.”
Selamat menikmati penghambaan hanya kepada-Nya, untuk Wajah Sang Kekasih.
(AF)
Last Updated on Wednesday, 18 March 2009 13:43
sumber by belajarislam.com
MAKASSAR
No comments:
Post a Comment