Wednesday, March 10, 2010

Relaksasi Hati bag.2


Bismillah....

Allahu Rabbi, anta ya Rabbi.

Irama deraian hujan yang beraturan di atas genting ini membawa diriku dalam diam. Menyemarakkan kegentingan di setiap pembuluh jiwa yang mempera. Entah kemana butiran mutiara itu menghilang. Sekarang semua terasa jauh sungguh meninggalkan aku. Ada rasa takut dan ragu dalam kalbu. Mampukah aku? Pada jiwa yang tenang aku mencoba bertanya dengan bait – bait kesunyian, menggetarkan peraduan antara benci dan egoku. Hati yang bermula damai seketika berdetak dengan hebatnya, terusik, rusuh. Semua menghambar di udara, bias, dan lenyap. Innalillahi wainnalillahi rajiun.

Ada apa denganku ini? Aku sedih dan ingin rasanya aku menangis. Berteriak – teriak histeris membuang kekonyolan rasaku ini. Astagfirullah, Astagfirulah Astagfirullahaladzim. Ampuni diri ini ya Rabbi, maafkan segala kekeliruan sikap ini. Jika rantai – rantai emas
yang tengah teruntai kan bercerai kembali, lagi dan lagi,
Allahu Rabbi anta ya Rabbi, sungguh tiada daya dan upaya kemampuan diri ini selain Engkau. Engkaulah yang menegakkan aku untuk berdiri dan melangkah melalui hari – hari dan menata kepingan – kepingan hati tak terperduli. Apabila sambut hangat yang dulu milikku kini telah terganti dengan kedinginan dan kebekuan hati, Sungguh Engkaulah yang Maha Mengerti isi hati ini. Allahu Rabbi, anta ya Rabbi. Tangkap aku dan dekap aku dalam hangat kasih-Mu ya Allah. Tarik sukmaku jauh lebih dekat dengan-Mu, Ampuni aku yang tak sempurna dalam mencintai-Mu, sungguh luka, ku terluka. Aku terhempas dalam ketiadaan yang tak bertepi. Semua tersakiti, tanpa alasan yang pasti. Allahu Rabbi, anta ya Rabbi. Namun sungguh jauh dalam lubuk hati ini kan mati dan tak berarti tanpa kehadiran Engkau di sisi kami.

Bagaikan pengembara haus akan makna peristiwa yang dia temui, ibarat tanah gersang yang berkepanjangan, mati karena kekeringan tanpa air hujan.

Allahu Rabbi, anta ya Rabbi,

Obati luka di sini ya Allah, tangiskan pelita ini dalam kerinduan yang menggebu akan cinta-Mu yang Adil dan Maha Memahami. Siramkan kekeringan kalbuku dengan rahmat dan ridho-Mu.

Allahu Rabbi, anta ya Rabbi,

Pagi yang cerah nan indah tetap saja kan terlihat redup bak gerhana matahari, dimana siang tertelan kemuraman. Senyuman dan kerlingan penuh cinta akan terasa datar, pun pengertian kan terasa hambar, jika semua tanpa rahmat Yang Kau beri.

Peluk aku ya Allah, usapkan segala keresahanku, aku adalah seorang anak perempuan yang tak memiliki separuh jiwa. Separuh jiwa yang kini telah berada dalam penjagaan mulia-Mu. Cintai aku yang selalu berusaha sabar untuk hari – hari demi jiwa itu, demi kasih sayangku dengan setiap hati itu. Aku tahu semua orang pasti menginginkan kebahagiaan, begitu pun halnya dengan diriku. Tapi ya Allah, jika semua ini memang tak pantas bagiku, maka cukupkanlah Engkau yang telah mengisi hariku, mengisi rasa dan asaku, peluhku dan membahagiakan tulusnya cintaku untuk mereka bagi diriku.

Wahai dzat yang Maha membolak balikkan hati ini, teguhkanlah aku di atas keyakinan Agama-Mu. Sesungguhnya Kaulah yang Maha Pemberi Karunia, maka karuniakanlah kepadaku rahmat-Mu, serta ridho-Mu. Amin.



Ratih Septiana


Gubuk Kecil Tersembunyi
Rabu, 10 Maret 2010
17.27 wib

No comments: