Friday, April 16, 2010

Sepotong Hati Yang Tercaci


Bismillah....




Ruang kosong tak menepis kegundah gulanaan di hati..
hembusan angin menyeruak menghempaskan sisa – sisa mimpi
akankah runtuh lagi? Atau hanya mengandalkan asa yang masih ada namun ternanti ini...?
kegamangan tak mau bergeming dalam bilik tak mengerti...

Allah yang Maha Baik, tolonglah diri yang terbatas ini.


Sore ini kabut menyelimuti kotaku, sepi. Seperti kota mati. Alunan gerimis mendayu sendu, iarama rintikkannya mulai terjatuh dan bercumbu dengan tanah basah. Sedikit damai ku rasakan dalam sukmaku.

Mencoba mengusir segala ironisme diri, berusaha berupaya menghidupkan jiwa yang layu. Semua orang pernah bersedih dan menangis. Ataupun terluka karena sesuatu yang memerihkan perasaan. Hmm..tapi bahagia, haruskah dengan kekuasaan untuk mendapatkan semua itu?. TIDAK bukan? Semua orang berhak untuk berbahagia, termasuk aku.


Kedamaian hati, ketentraman jiwa yang memegang adalah Tuhan, Tuhan – lah yang berhak membolak balikkan hati ini, Semoga jiwa dan hati kita tetap teguh pada Agama-Nya dengan hati dan jiwa yang berbatas ini, Amin.


Entah dari mana aku dapat mendewasakan tentang hidup ini? Dari sepeninggal ibukah? Atu mungkin bahkan sebelum itu, yang pasti aku tetap bersyukur pada-Nya. Bertemu dengan oang – orang yang istimewa. Walhamdulillah. Bukan karena citra pribadinya yang selalu terjaga, bukan karena hebatnya kasta atupun tingginya tahta, tapi hanya dengan kesederhanaan, aku merasa begitu sangat berharga di tengah – tengah mereka. Terimas kasih ya Allah. Satu Cinta-Mu untukku telah ada dalam dekatku. :)

Adapun banyak senyum masam / sindiriran yang menjatuhkan penghargaan, itu tak akan jadi soal, ada kalanya bukan untuk kita tak perlu merisaukan apa pendapat orang?! Toh pendapat yang baik itu akan membangun, bukan hanya menjatuhkan. Anjing menggonggong, kafllah berlalu aja deh. Susah amat.

Jika manusia menggambarkan kepedulian mereka terhadap sesama, apa yang mereka perbuat? Melakukan. Bertindak cepat untuk menolong. Namun sungguhkah hanya berbatas pola pikir dan gerak tubuh? Adakah yang berlaku tanpa hati? Yang cuma mau terpandang gitu..., halah.. entah lah ada atu ga, ( kl ada jgn kesindir ye).Ga cukup kali, hati hati deh guys, Allah itu kan liat smeua perbuatan tergangung niat, inget kan sama hadist di bawah ini :

اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ :(( إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ)). رواه البخاري مسلم


Terjemahan Hadist :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob rodiallohuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rosululloh alaihisolatu wassalam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan. “ (H.R. Bukhori no:01 dan Muslim no:1907)


So.. hati – hati lagi yuk dalam melakukan sesuatu ^^.


Hidup bukan berawal dari mimpi, karena mimpi – mimpi itu akan hanay menjadi semu di telan waktu, jika kita tak bergerak untuk melakukan sesuatu. Adakah seseorang menuai harapan ahanya dnegan khayalan? No way! Harapan hanya akan menjadi indah jika kita berusaha menggapainya dengan kedua tangan kita ini, jiwa kita yang tahan banting juga kali yak, heheh, cz ga noda yang ga belajar * plis deh ga nyambung banget* :-p


Niat yang melahirkan sebuah cita dan cinta ( ehem..) oun segera disiasati dengan tidan lanjut kita. Karena kata orang bijak begini bo' :

cita – cita itu ada, dibuat bukan untuk dicapai, tapi untuk kita melakukannya

( Mario Teguh)

Yang perhatiin dan menelaah acara Golden Ways, pasti inget, hehehe.

Pupusan karang begitu kuat dan menghujam, rasa perih, ngilu... atupun sejenisnya ( kek barang aja) :-p
membuat seseorang yang kadang rapuh akan terluka, atu patah ( wedeww skit banget tuh.. patah, asal ga patah – patah aja kek dangdut wiii nauzdubillah dah *_* )


Tiada Mengerti selain Dia yang Maha Memerhati.
Allah yang Maha Tahu Semua yang tersembunyi, atupun terang – terangan.

Semua pernah merasa gagal dalam hidup atupun berusaha. Namun adakah yang mau menjadi pecundang dalam kehidupannya.? Hmm, aku rasa tidak. Termasuk aku, ( :-p) Ujian Tuhan bukan untuk dilarikan untuk hal – hal yang tak bermutu atu tak mendatangkan ilmu dalam hal yang seharusnay dapat mengajarkan kita ilmu. Cobaan ada untuk kita nikmati setiap kepingan – kepingan asanya. Kita syukuri hikmahnya, dan perlu kita banggakan jika itu membuahkan proses kedewasaan seseorang dalam kehidupan. Masya Allah, walhamdulillah ala kuli hal.

Jangan sakiti aku, jangan lukai perasaanku” Mungkin kalimat itu tak berguna atu berlaku untukku. Manusia tak ada yang sempurna, mungkin ada satu dua tiga atu bahkan elbih dari kesalahan kita yang dapat melukai atupun dilukai seseorang. Tapi demi dzat yang Maha Hidup dan tak pernah Habis dalam memebri Penegrtiannya terhadap kita, biarkan semua bermuara dengan bagaimana mustinya. Ranting yang rapuh akan patah dimakan usia, Daun akan berguguran setalah mengering kegersangan karena waktunya untuk bertahan lama. Akankah kita kan emnajdi keduanya? Tapi bukankah hati yang lempeng dalam ujian itu lebih baik? Hehe, intinya ga jauh lagi dari Sabar..., dan Ikhlas

refresh kembali yuk ke hadist ini ( bahasa khas dari sohib Anna ^^)

Sungguh menakjubkan orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya. Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Aku pernah membaca di salah satu buku tapi lupa buku apa, cuma memang benar beberapa riset mengatakan ( widihh pake riset segala hemm) “ Orang yang baik itu, terkadang mudah untuk dibodohi, atu di khianati” entahlah..., namun cukup banyak perilaku tersebut ada di dalam kehidupan sekitar kita Nauzdubillah. Tega dan tak cukup bijaksana bersikap untuk menegmban amanah yang ada, Semoga Allah melindungi kita dari segala perbuatan aniaya, Amin.


Semua pernah kecewa, terluka, atu bahkan tragisnyalagi frustasi dan trauma mendalam. Oh Tuhan.., Yang Maha Mengampuni, Maha Memaafkan, ampuni dan maafkan kami yang dhoif ini, yang selalu salah, dan tak mengerti ini, Astgfirullah..., Astgfirullah, Astgfirullahaladzim....,

Semua pernah menangis,
tapi insya Allah, kita harus jadikan air mata itu isyarat bahwa kita adalah orang yang kokoh, yang tegar. Karenanya... air mata menjadi bagian.

Allah.., Tiada Dzat atu satu pun yang lebih Baik dari -Mu. Tak ada Tuhan Selain Engkau... yang membimbing kami di atas Kebenaran Muara Kehidupan ini Tak ada satupun cela yang membatasi Kasih Sayang-MU terhadap kami. Sungguh kami hamba yang berdosa dan hina... Ampunilah …., Maafkanlah... Atas Semua keterbatasan ini, kekurangan ini... Dan tempatkanlah sakit ini dalam pusara Abadi, untuk luka yang mampu menguatkan jiwa kami. Amin...., Amin ya Rabbal'allamin....



Sekian, Semoga bermanfaat. Dan maafkan atas kata yang kurang berkenan dalam hati. Selebihnya, Semoga kehidupan yang kadang menjatuhkan kita dalam kegelapan, yang sempat mematikan rasa syukur kita karena vonisan yang tak beraturan, kita dapat bersama untuk keluar mencari jalan. Semoga Allah Meridhoi, Amin.



Ratih Septiana

Gubuk Kecil Tersembunyi

Jumat, 16 April 2010
17.30 wib


No comments: