Friday, June 25, 2010

JIWA SEJATI


Bismillah....




Assalamualaikum salam sejahtera untuk sahabat semuanya, Ana berharap pagi ini sahabat semua dalam keadaan lebih baik, dan sehat, Amin. :)



Di Solo city ini udaara masih terasa dingin, meski di luar terlihat panas. :) Dan dengan di temani kesibukkan aktivitas sebagai operator, dengan memanfaatkan waktu yang lumayansih yah? ( cz anak – anak skull pd libur bo?! :-p ) saya menulis, tentang apa yang ada dalam fikiran, hati, dan perasaan tentu saja juga bersama perjalanan yang pernah saya Alami. Alhamdulillah ala kuli hal. ( segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan)



Okey guys, buat akhi, ukhty, mbak, mas, adek, bapak, ibu dan sohib smuanya. Ana hari ini mau bahas soal hmm..... tanggung jawab, ( nah loh?!) deg – degan? Jangan yah, coz sebenarnya ini pengupasan hal yang bisa kita lakukan, insya Allah. Mulai dengan sedikit dan dari yang kecil. Okey okey guys? ^^



Dengan menyimak segala kejadian, peristiwa, tentu saja kita bisa mengambil pelajaran di dalamnya. Sebagai manusia yang berproses untuk kedewasaan, dengan pengertian dan pemahaman, Tuhan Yang Maha Sempurna telah memberikan kita hati, nurani, perasaan, akal, dan fikiran yang sehat. So apa hubungannya sama tanggung jawab nih? Hmm kalu menurut Ana nih guys.., sebenarnya semua ini berkesinambungan satu dnegan yang lain, dan pasti ada tujuan kita bersama yang menginginkan adanya kebaikan, bukankah begitu? :) ( yak.. tul?) :-p



Coba kita perhatikan dari hal – hal yang terkecil, belajar dan menghargai hal – hal yang sering kita remehkan. Namun parahnya mayoritas dari kita, masih banyak yang meremehkan hal – hal dasar yang harusnya bisa kita selesaikan tanpa harus kita menundanya, yang harus kita jalankan dengan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita. Semoga sahabat di sini semua termasuk orang – orang yang amanah dengan pekerjaannya, janjinya, dan apapun itu hal yang telah dipercayakan pada kita dan untuk kita lakukan perubahannya dengan lebih baik, insya Allah amin.



Berapa banyak orang yang telah berkata dan berjanji namun akhirnya tak ditepati, akhirnya menyimpang dari apa yang telah dijanjikannya? Astagfirullah, hal ini lah yang membuat saya pribadi merasa sangat prihatin. Apa lagi seseorang tersebut berjanji atas nama
TUHAN yang MAHA MENYAKSIKAN SEGALA-NYA? Bisa kita bayangkan? Jika kita berbuat hal yang demikian? Apakah dosa itu sudah menjadi hal dan kebiasaan untuk kita meremehkan sebuah perkataan? Apakah dosa itu hanya sebagai ancaman? Naudzubillah, Ataukah kita bahkan mengira dosa hanya hal yang di takuti bagi – orang yang lemah? Sekali – kalipun tidak sahabatku, seseorang yang mengenal IMAN, yang mengenal baik buruknya keadaan” pun mengerti dengan ajaran agama yang telah diberikan, ia tidak akan mungkin meremehkan hal – hal yang dasar namun berpengaruh kuat bagi kehidupannya di masa sekarang, maupun di masa yang akan datang. ( insya Allah ), Ingatkah? Janji itu adalah hutang, ingatkah sebuah ungkapan dan lisan itu terekam jelas dalam otak, fikiran maupun hati seseorang?, “so be careful, the express, communicate, and speak words“



Seseorang yang amanah, bertanggung jawab dengan segala perkataannya, adalah seseorang yang berjiwa sejati. Karena sejati adalah sikap yang berani, sejati adalah tindakan yang bertanggung jawab, sejati adalah pembuktian yang hanya bisa dilakukan seseorang yang mempunyai hati yang amanah, yang jujur, yang ikhlas, yang searah dnegan kata dalam sebuah ikrarnya pun dengan seorang yang bertanggung jawaban atas segala keputusan yang ia ambil. so guys? Sudahkah kita ada di dalam ciri ciri tersebut? ( yuk... lebih instropeksi diri lagi...^^)




Ingatlah sahabatku,


Jika kita menggoreskan luka karena lisan kita terhadap seseorang, bukan kepada TUHAN kita memohon ampun dan meminta maaf. Karena kita memohon ampun pada-Nya atas segala sikap dan kelalaian kita, dan kepada orang yangkita sakiti, ingat.. dan dengarlah ini sahabat.... kepada dialah kita meminta maaf, apakah TUHAN meminta kita untuk berbuat dzalim kepada sesama? Tentu saja TIDAK!, namun tak jarang dari kita yang seenak jidatnya ( maaf) atau tanpa peduli apakah hal, perkataan, yang kita lakukan itu bisa melukai hati seorang lainnya, membuat orang tersinggung, Astgfirullah, semoga Tuhan Mengampuni segala kesalahan, dan dijadikan-Nya lah kita ini sebagai hati dan jiwa yang mengerti satu sama lain.



Orang yang dapat memposisikan dirinya di posisi orang lain, insya Allah dijamin dia akan lebih hati – hati dalam berbicara, dan lebih memahami bagaimana menyampaikan pendapatnya dengan lebih baik. Ana berharap kita semua di sini, bukan hati dan jiwa yang egois, yang memikirkan dirinya sendiri, tanpa peduli perasaan orang lain. Juga bukan orang yang munafik, yang menyimpang dari perkataan dan janji. Amin.



Orang bijak mengatakan sebagai berikut :


“parah sekali seseorang yang menganggap dirinya hati – hati namun sebenarnya penakut, dan dia yang mengaku berhemat padahal pelit” ( Mario Teguh



So, berhati – hati di sini memang membutuhkan kita untuk memahaminya dengan lebih seksama, karena menurut Ana jiwa yang berhati – hati tidak dimiliki oleh seorang pengecut, dan orang yang munafik. Hati – hati dalam berbicara dan meyampaikan pendapat atau bertindak hanya dimiliki oleh orang yang berjiwa bijak, dan dapat berandil sebagai peneduh dengan pengertian yang ikut merasakan bagaimana jika kita di posisi orang lain, dengan fikiran dan perasaannya. Jadi marilah kita belajar bersama untuk melihat diri kita lagi, lalu menempatkan posisi kita di posisi orang yang sebelum kita berlaku dan bertindak. :)



Lisan yang terurai, akan terekam pada hati, fikiran perasaan, dan itu tertulis dalam kalbu menjadi “kesan”. Niat yang menjadi sikap, tindakan itu akan menjadi sebuah kenangan dari perilaku kita, pun tulisan ia ada karena sebuah ungkapan. Lisan tak dapat kita tarik kembali dari sebuah kesan, sikap tak dapat kita kembalikan dari sebuah tindakan menjadi niat( yang lain lagi, jika sudah dilakukan), pun tulisan, ia tak dapat lagi menjadi tinta pena yang kita tunda untuk tertuang. Semua terekam, terbaca, dan terkenang...,


dan sahabatku, tanggung jawablah kita dari semua kata – kata, janji -janji, sikap, tindakan, dan pesan dari tulisan, termasuk saya yang menuliskan ini. Insya Allah. Semoga kita menjadi pribadi yang amanah, yang jujur dengan kebersediaan kita untuk menerima perintah Tuhan, mematuhi segala amanah yang telah dipercayakan-Nya, maupun di bawah kekuasaaan-Nya seperti dari pimpinan kita , dari sahabat, kerabat, pun rakyat yang telah mempercayakan seseorang untuk bisa mengemban amanah, dan untuk membuktikan janji, visi dan misi dalam masa – masa perubahan yang diinginkan lebih baik, tentunya, :).




Kita bukan seorang yang munafik dari smua perkataan yang pernah kita ucap....
kita bukan seorang yang pengecut, yang berhati – hati dalam pengakuannya,
kita bukan seorang yang penakut....


kita adalah jiwa yang tangguh....
kita mempunyai pribadi jujur,
kita memiliki keutuhan nurani yang tulus..., yang mengerti...
dan kita adalah jiwa bijak yang bertanggung jawab.....
Insya Allah, Amin.




I can't say anything again....
hmm....

“for you my friend ...
Do not ever let someone's heart ....
hurting someone's feelings
and destroy the hope that before we give .... we will manage to get along with them ....”




( untukmu sahabatku...
jangan pernah mengecewakan hati seseorang....
menyakiti perasaan seseorang
dan menghancurkan harapan yang sebelumnya kita berikan....kita upayakan bersama dengan mereka....

jadilah kita jiwa yang sejati....)





menjadi
JIWA YANG SEJATI...., okey guys?



Setuju akhi ukhty? Bapak ibu? Mas, mbak, adik, kakak?
:) insya Allah yah..., dan jika kita menerima kesalahan dan perlakuan yang tidak enak, dan bahkan mengecewakan karena seseorang tersebut ingkar janji, atu memunafikkan diri mereka sendiri , Ana cuma mau berpesan, maka maafkanlah, Kita memang bukan seorang yang sempurna, kita pasti pernah bersalah, namun juga Ana berharap jangan kita jadikan “ maaf” sebuah ungkapan yang mudah untuk diterima, karena manusia itu punya hati, perasaan, dan nurani, lihatlah, rasakanah bagaimana jika kita diperlakukan seperti kita melakukan sebuah kesalahan yang sudah kita tahu bahwa itu bisa menyakiti hati orang lain. Apakah kita masih tidak mau peduli? Benarkah kita adalah orang yang egois? Semoga kita bisa mengerti dan jauh lebih memahami, bahwa betapa berharganya kata, betapa besarnya tanggung jawab, dan jangan jadikan kata hanya tercipta dari mulut, sekalipun orang banyak disukai dari tutur katanya. Namun justru itu kita harus buktikan, lewat kejujuran..., lewat perkataan, lalu upayakan itu dengan tindakan, dan jangan pernah lakukan diri kita layaknya sebagai seorang pecundang, yang hanya mencari aman, namun tak pernah nyaman dengan kejujuran itu sendiri, insya Allah ...( hmm....... :) )




Okey cukup segini dulu untuk hari ini, mungkin kata – kata Ana sedikit meluap – luap, hehe maaf yak, jadi kebawa emosionalnya di sini, tapi insya Allah apa yang Ana tuliskan adalah hal – hal yang pernah Ana alami sejauh dan sampai detik ini. :). Bukan kebaikan jika jalan itu mulus guys...,semua penuh ujian, dan tantangan, dan semua itu pula yang menjadikan kita pribadi yang dewasa juga tangguh, And its life, semua harus terus berjalan, okey? So and so... tetep semangat yah.. buat kamu, dan kita semua ^_~V



Ana minta maaf yang sebesar – besarnya jika ada kata yang menyinggung, atau kalimat yang ga “enak”, semua tanpa unsur yang tidak Ana sengaja, tanpa adanya menggurui siapapun, karena masih banyak hal – hal dalam hidup ini yang harus dan haus untuk Ana pelajari, tentunya juga bersama kalian... okey guys?! So thanks you so much...., maturnuwun, terima kasih, arigato, sie sie, syukran, :)
wassalamualaikum wr wb..., and GBU all :)





Love U All......*^_^*

Nb : masih ditunggu yah yang mau share atau berpartisipasi dengan tulisannya :) monggo..., monggo...





salam hangat ,

Ratih Septiana


Net blogger II
10.27 am
Sabtu, 26 Juni 2010

No comments: