Wednesday, July 7, 2010

Become an "expensive private"


Bismillah....




Assalamualaikum...



apa kabar sahabat smua? Smoga dalam keadaan baik, sehat dan selalu dalam rahmat dan berkah-Nya, Amin.




Guys, pagi hari ini Ana udah kebelet banget nih , nah lo kebelet apa tuh? Jangan mikir yang macem macem ye.. hehe :D




Ana kebelet banget nulis lagi tentang Kejujuran ( halah...) apa ada yang bosan? Hmm tapi smoga kawan smua di sini ga bosan yah buat kupas hal yang satu ini, karena insya Allah Ana berusaha menghadirkan salah satu sisi yang berbeda lagi nih tentang perspektif dari jujur. Okey guys? ( oke dunk? Maksa mode on) :-p




Apa sih jujur itu?



Jujur adalah sikap yang sesuai antar perkataan dan perbuatan dengan yang sebenarnya. Apa yang diucapkan memang itulah yang sesungguhnya dan apa yang diperbuat itulah yang sesungguhnya yang diinginkan untuk diperbuat. ^_^

Nah dari pengertian jujur itu sendiri, mungkin sahabat di sini juga mempunyai pendapat yang berbeda untuk mengartikannya, so emang jujur itu bisa di artikan dengan luas. ^_^ . Kalu ada yang bertanya, kenapa sih seorang Ratih Septiana selalu aja bahas soal “kejujuran”??



sekarang jatah Ana yang menjawab :)



karena saya maukan kita bersama lebih instropeksi diri lagi, tentang jujur dalam hidup kita yang sekarang ini, coba kita lihat dari berbagai sisi, terlalu banyak berita – berita atau bahkan peristiwa nyata yang tragis hanya karena ketidak jujuran seseorang? Entah itu korupsi, penipuan saham, dan lain sebagainya. Itu contoh besarnya, so yang kecil apa dunk Na? Bisa kita lihat dalam diri kita, sudahkah kita jujur hari ini? Minimal tanyakanlah pada diri kita sendiri, jika seseorang tidak dapat menghargai kejujuran untuk dirinya sendiri, Ana rasa dia tidak bisa jujur dan menghargai kejujuran orang lain. So guys, Do not ask why so I attach great importance to the role of honesty, because it is very important!




Ana kira dalam agama apapun tidak mungkin mengajarkan sesuatu keburukan, tertama bagi seorang muslim seperti kita,



coba kita lihat hadist yang berikut ini :



Sesungguhnya jujur itu membawa kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga, sesungguhnya orang yang berkata benar maka orang tersebut dicatat sebagai orang yang paling jujur. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka dan orang yang dusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang paling dusta



(Shahih Bukhari, hal: 65 juz: 4)




sesunggunya kejujuran membawa kepada kebaikan, kebaikan mengantarkan kepasa sorga, dan seorang akan berbuat jujur sehingga ia dijuluki orang jujur”.



(h.r. Bukhari Muslim).



Masya Allah....,




Masihkah kita akan mengatakan bahwa jujur itu hancur? atu bahkan rela menukar indahnya janji Tuhan yang Maha Benar dengan hal – hal yang sementara dapat membuat kita nyaman? Demi Tuhan, yang jiwa kita berada dalam genggaman-Nya jangan pernah rendahkan ilmu pengetahuan yg padahal sudah kita tahu manfaatnya dan mungkin mampu untuk menjaganya, memeliharanya, dengan hal – hal yang lebih rendah dari itu, demi Tuhan jangan pernah lakukan itu.




Bisa dilihat, Ana terlalu menggebu – nggebu dalam persoalan jujur, tentu saja. Inilah yang ana katakan mengapa ? insya Allah Ana ga berani menuliskan sesuatu yang belum nyata Ana alami dan Ana menceritakan kepada sahabat semua di sini, sekalipun itu tidak semuanya.



Okey lanjut guys...,


Pernahkah kita mencoba memamahami perasaaan seseorang yang waktu kita berbohong pada mereka?
Sempatkah sebelum kita berbohong kita mencoba memposisikan diri kita dalam posisi lawan bicara kita?
Benarkah hati nurani itu mengatakan dan mengguhkan kata “iya” untuk melakukan hal rendah itu ( dusta) secara nyata?
Berapa banyak rumah tangga hancur karena ketidak jujuran seorang suami kepada istri atau istri kepada suami?
Berapa banyak persahabatan yang telah pecah karena ada sesuatu hal yang disembunyikan yang harusnya itu perlu diketahui satu sama lain, tapi demi “aman” itulah seorang diantaranya rela menukar perasaan sahabat nya dengan kepentingannya sendiri? ( sungguh egois)
Berapa banyak hati dan jiwa yang kecewa dan bahkan hingga lumpuh kepercayaannya karena suatu kebohongan besar yang menyakiti hari mereka? Mengecewakan...
berapa banyak?
Akankah terulang lagi? Terjadi lagi?



Tak cukupkah semua ini menjadi pelajaran kita yang sebenarnya mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk? Meskipun jujur itu bukan suatu hal yang selalu terumbar. Keterbukaan dalam sebuah hubungan, bukan mengartikan tiadanya privasi untuk pribadi seseorang, jangan pernah mengatakan “ belum saatnya..” “belum tepat waktunya..” , “ tidak sekarang, tapi nanti...” .




Ada seseorang yang pernah mengatakan pada saya “terkadang kejujuran itu memang butuh waktu yang tepat untuk menyampaikannya, atu malah kadang tidak tepat kita dalam menyampaikannya”. Okey fine, setiap orang memang berbeda. ^_^. Dan memang dalam kejujuaran itu sendiri kita pun harus berbekal rasa sabar, mengerti, dan ikhlas. Agar semua seimbang, karena kita tidak bisa dan tak baik memaksakan kehendak kita terhadap orang lain.




Namun yang menjadi pertanyaan, adalah kenapa untuk jujur saja harus menunda? Kenapa untuk sesuatu yang penting itu harus menunggu? Apakah kita yakin untuk menundanya itu akan lebih baik? Apakah dengan menunggunya waktu itu akan bisa menyamankan kita?



Kalu bisa silahkan saja, tapi jika tidak, jangan pernah menunda satu hal apapun yang ingin kita sampaikan kepada sahabat atau pasangan kita tentang hal – hal inti yang kita percayai bisa menjadikan kita lebih dipercaya, atau menyamankan kondisi kita bersama. Kepercayaan dekat dengan kejujuran, kesetiaan juga akan lahir dari dasar jujur ini.



Bagaimana mungkin seseorang ingin dipercaya untuk mengemban suatu amanah, jika saja pribadinya tidak amanah?
Bagaimana mungkin kita menginginkan seseorang dapat mempercayai perkataan kita, jika kita adalah seorang pendusta?



Sama saja seperti memberikan uang dalam jumlah yang besar kepada pencuri yg kita kenali identitas dan sejatinya untuk menjalankan amanahnya. Namun bisakah itu dilakukannya dengan amanah pula? Tentu saja akan banyak yang memandang hal ini dengan penuh kemustahilan. Dan ( maaf) Ana tidak bermaksud mendasarkan prasangka buruk di sini, akan tetapi lebih ke peristiwa yang real, nyata yang pernah Ana temui. Sekalipun seorang yang buruk itu dapat berubah menjadi orang yang baik. Tapi sebelumnya Ana juga mau mengajak sahabat semuanya, yuk.. kita kembali memantaskan diri kita sebagai jiwa dan pribadi yang amanah. Menjadi seseorang yang melekatkan predikatnya sebagai citra diri yang bertanggung jawab, yang jujur. Karena kita tidak bisa mengubah penilaian seseorang terhadap diri kita, itu hak mereka dalam menilai bagaimana diri kita, pun dengan kita kepada mereka misalnya.




So guys, jangan pernah salahkan seseorang yang tak bisa lagi mempercayai kita sepenuhnya setelah kita membohongi / mendustai janji dan amanah dari mereka. Jangan pernah salahkan itu. Karena itu berawal mula dari kita sendiri. Walaupun kadang, kita tidak harus selalu mendengarkan pendapat orang lain terhadap diri kita, atau bahkan kita tetap saja bertindak sesuai diri kita tanpa memperhatikan penilaian orang lain pada kita. But guys..., kalu hal yang satu ini Ana rasa hanya untuk pribadi yang berupaya dalam hal yang positif, bukan hal – hal yang selalu menunda kebaikan atu kejujuran itu sendiri. Apakah salah? Jika kita mencoba belajar menerima nasehat seseorang yang itu juga untuk kebaikan kita? So Think back about it so this .


Hanya orang yang berjiwa lapang, mengerti dan bijak yang dapat menyikapi secara seimbang dan dewasa pada seseorang yang pernah melakukan kesalahan. Tuh kan? Jadi nyambung .. dengan perihal “memaafkan” , Masya Allah. ^_^ , hehehe



Tapi Ana juga mengingatkan untuk pribadi yang telah diberikan kesempatan ke dua, entah itu dari sahabat atau pasangannya, agar menjadi pribadi yang lebih amanah, yang jujur, dan setia dalam kebaikan, sebaiknya juga jangan menyepelekan begitu saja. Karena jujur adalah soal hati. Ana ulangi lagi Jujur adalah soal hati, Jujur adalah soal hati. Perhatikan ini, karena ini penting. Jagalah kejujuran itu selama itu bisa menjadi pondasi yang kuat dalam kehidupan yang fana ini, dan utama dalam kehidupan setelahnya nanti ( akhirat) insya Allah.



Jujur memang pahit, itulah mengapa Ana katakan ada kesabaran untuk menerima, ada pengertian dan juga memaafkan. Bayangkan suami atu istri kita, atu sahabat dekat kita, mengakui sesuatu yang mungkin itu adalah hal yang menyakitkan, yang bisa membuat kita marah. Atau bahkan kecewa berat. Hmm, insya Allah Ana paham, semua itu memang tidak mudah untuk diterima, tapi semua orang berhak juga di dengarkan, serta mendapat kesempatanke dua untuk memperbaiki kesalahannya. Jadi sahabatku jika pernah ada luka akibat kecewa, ada lara karena dusta, ada sedih karena nestapa, terimalah semua itu dulu, meskipun kita sering ditemani rasa sakit dan air mata untuk menikmatinya. Tapi insya Allah, yang “apa adanya” ( kejujuran) itu pun juga diperjuangkan untuk menjaga kita, maksudnya misalkan saja pasangan kita atau sahabat kita ingin jujur pada kita, dikarenakan mereka pasti ingin menjaga kita, karena mereka menyayangi kita, dan tidak mau kita jauh lebih terluka lagi jika mereka menutupi sesuatu yang mengganjal di hati mereka. Dan karena jiwa yang mengerti itu menyayangi dan mengasihi. So.., apakah kita masih keras untuk juga tidak mau mendengarkan penjelasan mereka? Mengertilah juga akan perasaan mereka. because of the sense of understanding each other, it also will foster trust . ^_^



Menjadi pribadi yang mahal dan berkelas bukan masuk dalam arti adalah yang berharta dan berjabatan tinggi. Karena ternyata dalam hal – hal sederhana seperti jujur yang dimulai dari hal - hal terkecil itu sangatlah berharga. Hargailah kejujuran, jagalah kejujuran karena itu perintah Tuhan yang juga untuk memuliakan kehidupan kita. Tidak ada kejujuran itu yang akhirnya menjadi penyakit hati jika kita mau lebih jujur dari awal, insya Allah.



Dan memang ternyata jujur itu sangat sangat sangatttt...... MAHAL bagi seorang PENDUSTA, so guys.., jadikanlah diri dan hati kita mahal, karena kejujuran, dan jadikanlah jiwa kita lebih beramal yang berawal dari kejujuran. Insya Allah Amin. :)


Semoga kita amanah, dan berpegangteguh selalu sengan setia pada yang baik, dan berjuang untuk impian – impian yang mahal dengan menjadipribadi yang berkwalitas ( Mario Teguh Golden Ways bgt nih! Heheh )


Jika pun Tuhan akan mengabulkan doaku saat ini, maka aku meminta smua pembaca tulisan Ana ini, dan seluruh umat manusia di dunia ini, dapat memiliki pribadi yang “jujur, jujur, jujur...” insya Allah Amin. ^_*V




Hmm, udah dulu yah, keknya segini dulu aja dan Ana mohon maaf sebesarnya jika ada kalimat atau kata yang menyinggung, ga ada maksud Ana untuk menggurui siapapun karena di sini kita belajar bersama, dan saling share demi kebaikan bersama pula. Insya Allah Amin,




oke guys stay away from drugs, and keep the spirit and do not give up ... !!! ( kek penyiar radio aje nih) hihihi (^_^). see you bye byee..........hehehhe.






salam sayang untuk semua, :)
Wassalamualaikum wr wb ,



NB : Be like our eyes can not lie in all eyes ...




Ratih Septiana




Blogger 2
Kamis, 8 Juli 2010
10 48 am

No comments: