
Bismillahirahmanirrahim...,
gugurkanlah sang pena hitam tentang kemuraman...
tentang kisah -kisah dan peristiwa yang kelam,
sudut dan ruang pandang kian jemu pada satu halyang tak menentu,
keikhlasan diperjuangkan,
pengertian dibuatnya tak bosan...
lepas tuntas tiada batas...
bicarakanlah tentang sebuah arti uji dan coba hidup ini....
dan kau pun akan merasakan tiada satu hal pun yang teranggap mudah ataupun gampang..
kesusahan, kesulitan....
begitu nyata, begitu terasa...
dan inilah kehidupan dalam fana yang sesungguhnya...
* Ratih Septiana *
tersenyumku dalam bingkai – bingkai kerapuhan hati. Eloknya elegi pagi …, membuat kerinduan dan asa itu semakin tiada bertepi. Kehancuran sepotong hati yang tercaci, ternyata tak harus dan tidak berhenti sampai di sini.
Bisa ku rasakan, ketika kelemahan itu menuntut diriku untuk mengertinya, namun di salah satu sisi lain, penghargaan sebuah mahkota untuk seikal lulusnya rasa “sabar”, pun juga harus tertandingi dengan hati yang benar – benar tegak memerangi keinginan diri sendiri. Dan memang smua itu tak mudah.
Kepasrahan jiwa seseorang sepertiku, ku tahu bukan berarti hanya terdiam, menunggu, dan meratapi keadaan yang terpuruk ini....,
Terngiang selalu seuntai kata hikmah dari sang bijak dan sang pencerah :
“ menunggu adalah kesibukkan, maka lakukanlah hal apapun yang bisa untuk kau lakukan saat ini juga untuk “menunggu” satu hal yang kau tunggu itu”
(Mario Teguh)
“ Kepasrahan seorang hamba, keridha'an seorang hamba seperti kita, itu akan menjadikan Allah , Tuhan kita malu memberikan ujian pada kita, karena apa? karena segala ujian yang Allah berikan, dapat kita terima secara lapang dada, dengan kita tetap mencari peluang yang lain untuk tetap bersyukur, dan sabar menerima. Maka dari itulah Insya Allah, Allah akan memberikan ganti yang lebih baik, Allah Maha Tahu, Allah itu Maha Kasih dan Sayang. Ingat baik – baik, pribadi yang teruji adalah pribadi pilihan dari Allah sendiri, seharusnya kita lebih bersyukur, karena Allah dengan sangat sayang atas Maha Pengasih dan Maha Penyayangnya dengan kita. Masya Allah...”
( Ustadz Yusuf Mansyur)
Subhannallah, Walhamdulillah, Walaillahaillallah, Wallahu Akbar....
Terkadang benturan – benturan yang terlalu keras, tak jarang menjadikan semangat patah, atu sempat pupus di tengah jalan, namun dari itulah dapat ku temui arti bahwasannya, ujian yang terkadang terlewat berat, cobaan dan godaan yang terlewat dari batas kemampuan yang ku rasakan, itu dapat menjadikan bibir ini dengan mengalir dan pasrahnya menyebut asma Allah, “Laillahaillallah...., La haulla wa laa quwatta illa billah..... Allahu Rabbi anta ya Rabbi...”
Masya Allah..., dan Apapun yang Ada karena-Nya, Semua akan kembali pada-Nya..Innalillahi wainnalillahi Raji'un...
dan memang benar ujian yang kadang “mementogkan” kita itu,tanpa kita sadari kita bisa lebih dekat dengan Allah. Ingatkah? Allah pun akan cemburu terhadap kita, jika kita terlalu mencintai dan menginginkan sebagian besar dari fana ini menjadi bagian besar dari dalam diri kita, yang mungkin itulah karenanya kita sering lupa meminta, berdoa, dan berdzikir seraya memuja dan bersyukur terhadap-NYa...., dan karena itu pula Allah juga mengingatkan kita dnegan cara-Nya sendiri, atas sakit, atas derita, kesusahan, dan Sungguh Allah tidak pernah mendzalimi hamba-Nya. Tak akan mungkin Allah memebrikan satu hal yang berat ataupun ringan untuk kita, kecuali niat Allah untuk “memuliakan” kita, menjadikan kita lebih baik, Wallahu Alam, belajar untuk selalu berprasangka baik terhadap Allah.
mungkin itulah dengan kesedihan ini, kelukaan ini, Allah memberikan satu arti yang lebih dalam lagi, bahwa IA ada di hatiku, hidup dalam imanku..., ya Allah smoga Kau golongkan aku dalam orang – orang yang selalu Engkau Rahmati dengan peringatan – peringatan kecil dari-Mu.., yang menjadikan aku mengerti risalah dan epsan kasih sayang-Mu terhadapku, Amin.
Begitu sulitnya untuk bibir ini tertarik ke kiri dan ke kanan, ( tersenyum) …..
aku begitu suka kejujuran, dan aku benci kedustaan..., namun juga di sini aku tak menginginkan sebuah kemunafikkan, dan juga berlebihannya dalam menjaga hal – hal tersebut. Dan mungkin itulah mengapa dengan ijin-Nya aku mempunyai satu akal yang bisa mengalirkan sebuah kata, bahwa kejujuran itu juga butuh tanda kebijakkan seseorang untuk menyampaikannya...
aku, kau, dia dan mereka...,
tentu saja tak inginkan sebuah kemunafikkan. Namun perlu kita siasati lebih telisik lagi. Bahwa senyum yang diperjuangkan oleh hati yang luka, dengsn senyum yang dibuat – buat oleh jiwa yang iri ataupun dengki, atau dia sedih akren amelihat kebahgiaan orang lain, keberhasilan orang lain, tentu saja sungguh itu sangat jauh berbeda “maknanya”. (* Smoga dapat di mengerti)
Hati yang tersakiti, luka yang menenggelamkan impian dan harapan....
Lihatlah...,
jika hati dan jiwa itu masih mampu dan sanggup menyunggingkan satu senyuman saja, sungguh itu kemampuan yang luar biasa, meski pun terbaca maupun terdengar sangat sederhana dalam kata dan nasehatnya. Apapun keadaan hati dan jiwa, itu sangat berpengaruh penting pada pembawaan dan keadaan emosional dalam diri kita.
Dan mungkin itulah mengapa... Rasulullah pernah berkata :
"Bukan dikatakan pemberani karena seseorang cepat meluapkan amarahnya. Seorang pemberani adalah mereka yang dapat menguasai diri (nafsu)-nya sewaktu marah."
(HR. Bukhari dan Muslim)
atau …:
“ orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan diri ketika marah”.
Rasulullah juga bersabda :
"Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, ia akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan Allah akan senantiasa memasukkannya dalam lingkungan hamba yang mendapatkan cinta-Nya, yaitu
seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat dari-Nya,
seseorang yang mampu meluapkan amarahnya tetapi mampu memberi maaf atas kesalahan orang,
seseorang yang apabila sedang marah, dia menghentikan marahnya."
(HR. Hakim).
Subhannallah...,
dan itulah mengapa...semua menjadi keterangan yang jelas bagiku, bagimu dan bagi mereka, Insya Allah bagi kita semua.
Tak ada rasa yang dapat kita kenali, tanpa kita pernah melewati dan mencoba rasa itu dengan perasaan kita. Satu nasehat yang pedas, namun bermakna “kebaikkan”, sesungguhnya itu adalah sebaik – baiknya obat bagi seorang yang diingatkan untuk ia menajdi lebih baik.
Insya Allah …
"I will try to keep trying even stronger than today ..'
Sesungguhnya senyuman dari hati yang terluka itu sangat mahal, akan tetapi... jika terbuka olehnya tentang harapan, cita – cita dan cintanya...yang masih setia ia pelihara bagi semua orang yang dikasihinya..., mungkin tak perlu bertanya alasan apa untuk tetap bersyukur, dan tetap bersabar menanti yang terbaik dari-Nya..., walau susah, walau gundah .. ku letakkan smua percayaku pada-Nya...
semoga semua ini akan baik – baik saja...,
keyakinan yang kuat, kepercayaan yang tinggi, adalah hal dasar yang “vital” bagi kehidupan karena, dengan, dan bersama-Nya …..
belajar dari kesulitan ...
mendalami arti sebuah kesyukuran dalam kesusahan...
memperjuangkan keindahan hati dan jiwa dari sebuah senyuman dalam air mata ketika duka...
dan insya Allah, kita bersama akan melihat apa yang terjadi....
semoga tak lepas dari pintu syurga hati yang akan menanti kita pada suatu hari nanti....
dimana kita benar dan sungguh menemukan satu hal yang berarti...
yang dapat kita kasihi seutuhnya, dan mengasihi kita seutuhnya juga...
Amien....,
**semangat yah buat semuanya..., buat yang sedang sedih, sedang menunggu, sedang patah hati...,
percayalah, air mataku, dan doaku akan menemanimu... dari sisi yang tak pernah kau tahu...
Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kalimat yang kurang berkenan.
Alhamdulillah.....
Nb : terimakasih untuk yang kasih semangat kemarin lewat sms, ( yg merasa, tolong diam saja) :) maturnuwun.
dari hati yang sedang sendu...,
Ratih Septiana
white.rose.ichaL
Net Blogger II
Selasa, 12 Oktober 2010
9.00 am
No comments:
Post a Comment