Tuesday, June 28, 2011

Aku-ku ...teruntukmu jiwa "biru-ku...."


Bismillah...


“ Tidaklah beriman diantara kalian, sebelum mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri”

(H.R Muslim)


Ada keheningan yang berpaut rintihan hati di dalam sunyi..
Ku dengar ia mengeja sebuah “sejarah” dalam cita dan harapnya...

Yang ku lihat,
ia terus berusaha berjalan mengais kasih dan sayang dari cinta yang SEJATI...

yang ku tahu,
ia tak lemah...., ataupun gersang dalam ruang yang tak pernah kalian baca itu...

yang ku faham....
ia mampu merobohkan segala sesuatu yang tak memungkinkan dengan kokohnya keyakinan....

yang ku rasa,
ia lebih dan berharga dari semua kekurangan dan segala keterbatasannya...


ia berbicara dalam kelu...
ia bersuara dalam bisu...

ia membaca dalam ketidaksadaran setiap langkah dan gerak itu...
ia berbesar jiwa dari semua vonis yang mencoba mengerdilkan rasanya...

siapakah dia?
Ku katakan ia adalah SAHABATKU....



Ratih. Septiana
Al –Farouq Home
Jakarta,
Selasa, 14 Juni 2011
4. 32 pm


“ kenapa tidak untuk memulai menjadi motivator yang dapat mengubah kehidupan banyak orang?”

“jika hidup itu berjalan seperti doa – doa yang kita panjatkan, pasti kehidupan itu akan sejahtera”

“berapa banyak kita yang berjalan dengan apa yang kita bicarakan?”

“apa yang membuat kita menahan untuk melakukan suatu kebaikan? Padahal ku tahu semua kita tahu..., dan aku mengerti mengapa bisa seperti itu..., karena hal yang mereka “tahu” hanya ada dalam fikiran mereka, namun tidak pada hati mereka....”


(Nur Atiqah)


Subhannallah....

Harus berdustakah aku jika aku tak mengagumimu ya ukhty?
Sadarkah smua kalimatmu membuat diriku terhenyak...., ya ukhty... semoga Allah me-Rahmati dirimu...

Pena tertegak dan terayun merangkum segala yang jujur...
Tinta telah tertulis dan mengering ..., torehkan segala jerit dan batin...


Yah..., Kataku “jadilah yang terinspirasi atau yang menginpirasi...pilih yang mana?
Dan aku ajukan padamu.....”kalau aku memilih untuk dua hal itu...”




Sahabat,

Adalah dia yang diam namun tidak menikam..., adalah dia yang bisu... namun tak kelu, adalah dia yang memperhatikan dari segala kejauhan jarakmu..., adalah yang mendekap rapuhmu dalam senyapnya doa dan air mata itu..
.”

( Ratih. Septiana)

Seperti apakah sahabatku?

Lihatlah mereka....
Sengaja aku mencari kecintaan yang Maha Kuasa atas segala rasa,
Karena tiada yang lebih indah ketika cinta itu terpanggil dan tumbuh dengan besar karena-NYA dan bertujuan untuk berakhir perjalanan kita di jalan-NYA...
Jalan Allah ta’alla...

Dalam hadist :


Orang Tergantung pada agama temannya, maka hendaklah kalian melihat orang yang akan dijadikan teman “

(HR Tirmidzi, Ahmad, Abu dawud)



perumpaan teman yang baik dan teman yang jahat seperti pembawa minyak wangi peniup api pandai besi”

(HR Bukhari Muslim)



jika dirimu sakit, maka sahabat akan lebih sakit...
jika hatimu terluka, maka sahabat lebih terluka hatinya...

kau hidup dalam jiwanya...
mengalir dlm hembusan, doa, cita, mimpi dan harapannya...

indahnya ISLAM ini...
membuat kita melebihkan sesuatu bagi orang lain di atas kebutuhan diri kita sendiri..
.

(Ratih.Septiana)



Islam dan ukhwah...., mengubah segala kegelapan, dan kesenangan jahiliyah itu musnah.


Bertapak dalam jalan – jalan yang berduri, itulah jalan kami. Sekalipun ia sulit terlewati, namun bagi hati – hati yang lapang dan berkomitmen tinggi itu tak akan menjadi arti. Dia adalah sahabat yang membantuku melukis indah penaku hari ini. Mesyahdukan nada – nada dalam hati, memilukan namun tak memerihkan hati ini. Menyenandungkan tentang sebuah hakekat kita tercipta dan berarak menuju kemana..., bukan kesenangan yang menipu. Bukan kebahagiaan sesaat yang mengecap dunia dengan seisinya ini.



Kenikmatan adalah ujian, dan ujian adalah kenikmatan.



Dia hadir sebagai salah satu cahaya yang Allah turunkan bagiku, terang menerangi setiap jengkal kemana kaki ini pergi. Masih..., selalu dan selamanya..., semoga amanah yang indah ini dimudahkan-NYA untuk menggenggamnya. Karena berkah juga akan diuji, dan dari cobaan kita akan dilihat adri berbagai usaha yang mencari titik – titik yang kita syukurkan.



Ya ukhty.... yang selalu menjadi kerinduan tersendiri...


Lirihnya denting itu mungkin akan membuatku merasa semakin senyap, namun segala pembatas yang kini berada di sekitarmu, tak menjadikanmu jengah untuk meraih kerapuhanku. Kau mutiara hati, yang begitu indah.... lepas dari segala kurang dan bebatuan yang mengeraskan itu.



Bukankah pernah ku ucap?
Tidak ada yang sempurna..., tidak ada wahai hati..., yang terpenting adalah kita dapat memberi sebanyak – banyaknya, dan dapat saling melengkapi dari segala celah itu sendiri. Karena tiada hal yang “sempurna” tanpa adanya kekurangan dari segala perbedaan yang dapat kita isi dengan pengertian, ketulusan dan kejujuran....


Cinta melukai hanya dia yang cenderung memiliki daripada memberi.

Cinta adalah kekuatan
yang mengindahkan hati dan kehidupan
jika tujuan utamanya adalah memberi.

Dan dia yang cintanya

menumbuhkan jiwa yang dicintainya,
akan terlindungi dari luka cinta.

Tapi dia yang mencintai
untuk tujuan menguasai,
akan pedih terluka
karena cinta menolak digunakan
untuk memanjakan penguasaan
atas kebebasan jiwa lain....”

( Mario Teguh)




Suatu komitmen yang tinggi bagi kita ketika kita menyampaikan sesuatu hal.

“seberapa banyak kita berjalan dengan apa yang kita bicarakan?”

(Nur Atiqah)


Allah berfirman :

Hai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan....”

( Q.S Ash – shaff 61 :2-3)


Berfikir..., kemudian memahami...


Sekalipun diwajibkan atas kita umat Islam, sebagai muslim yang mukmin “sampaikanlah ilmu meski hanya satu ayat” bukan berarti terus kita juga tidak tahu ataupun musti menunggu agar tahu. Seorang guru tak sepenuhnya tahu tentang ilmu yang ia ajarkan pada muridnya, so dari mana seorang guru tahu dan sampai ia faham dengan ilmu itu? BERPROSES. Semua orang akan melalui proses, dan dari kita menyampaikan pasti akan ada “feed back”, kita sampaikan ada yang menanyakan, kalau kita tidak tahu? Kita akan belajar, dan itulah juga proses dari kita. Pembelajaran dari ilmu yang kita sampaikan dan kita bagikan pada semua orang. Karena tidak ada seorang motivator yang tidak pernah jatuh, tidak ada seorang penasehat yang dia tak pernah diuji dengan nasehat yang ia sampaikan. Kita sama – sama belajar dan berproses. Dan Allah tidak melihat pada hasil – hasil akhir, namun pada usaha kita, begitu jelas murabbi’ah saya.


Pun beliau Mario teguh juga pernah berucap :

yang besar itu tidak beritik tumpu pada hasil akhir dari apa yang kita usahakan, tapi yang membesarkan kita adalah sebuah proses dari usaha itu sendiri....”



jika kehidupan itu berjalan dengan doa yang kita panjatkan, pasti kehidupan itu sejahtera

(Nur Atiqah)

Yah, begitu mulianya doa – doa, namun tidak banyak dari kita yang berusaha memuliakan usaha agar nampak anggun dimataNYA ketika menyatu dengan doa kita. Masih banyak dari kita yang “bermain – main” dengan doa. Keseriusan dalam doa, dan niat yang ada dalam hati, semestinya menyatu, namun jika kita sudah keluar dari yang “lurus” itu... coba kita cek... apa yang kita dapatkan setelahnya? Adakah “keberkahan” akan di berkahi dengan “cara – cara “ yang tidak berkah? Coba jawab pertanyaan saya ini....? hayoo jawab loh kok malah diam? Hmm....


mengapa sulit untuk melakukan yang baik? Padahal kita semua tahu dari kebaikan itu, dan aku tahu kini mengapa semua menjadi sulit, karena.... yang “tahu” itu hanya mereka letakkan dalam fikiran, namun tidak pada hati

( Nur Atiqah)

Seseorang akan berjalan dengan kefahaman yang ia miliki....

( Ratih Septiana)

Banyak dari kita bahkan saya, yang tahu satu hal yang baik dan benar. Namun masih sering juga kita lalai dan “melewati” nya begitu saja. Karena itulah “tahu” berbeda dengan yang “faham”. Dan mengapa meletakkan ataupun mendasarkan semua itu pada hati?

Masih ingat hadist An Nawawi? Hadist ke 6 tentang halal dan haram.

dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, jika ia baik, maka baiklah secara keseluruhannya, namun jika ia rusak... maka rusaklah semuanya, dan ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah HATI”

( H.R Bukhari Muslim)

Masih ingat juga kah pesan dan nasehat dari sahabat mulia Rasulullah? Mu’adz bin Jabal...:

kenalilah kebenaran dengan “kebenaran” , karena KEBENARAN memiliki CAHAYA”


Subhannallah....

Adakah alasan bagiku untuk tidak melihatmu jauh lebih dari apa yang ku kira ya ukhty?
Semua kalimat itu membuatku berfikir..., bermuhasabah...., memahami...dan juga berusaha mengenali pribadi itu...smoga lebih baik dari apa yang di sangkakan... insya Allah.



Satu lagi.... yang bagiku membuatku semakin mencintaimu fillah..........

AL qur’an adalah anugerah Allah yang indah, di dalamnya penuh dengan petunjuk, Allah telah memberikan petunjuk yang benar...., dan seberapakah kita sudah menghargai kado terindah dari-NYA ini?”

Masya Allah....


Jika kejujuran ini kau artikan sebagai dentuman yang menyakitkan..., maka ampunkan dan maafkan...
Apabila ketulusan ini tengah menambah segala kesesakkan batin dan penerimaan maka cukupkan hanya diriku yang menyimpannya...

Ya ukhty, ya ukhty.... ya ukhty....
Smoga Allah Menjagamu, Mencintaimu, Memeliharamu, Menaungimu, Meridhoimu...
Dalam setiap langkah yang penuh onak dan duri ini...
Bersama jalan KITA ..., genggamlah tangan ini selagi ia tak pergi jauh dari sisi...
Rapatkan segala galau dan risau..., karena aku pun membutuhkan engkau...
Kau berharga dari apa yang telah hilang ...
Dan semoga di “singgasana” sang Mulia... terhamparkan kursi – kursi “putih” bagi kita bersama...
Ku nanti ... selalu ku nanti... ketika cahaya itu datang membisikkan satu kegembiraan atas segala keperitan kita di dunia ini...
Kita tegakkan barisan, aku di sampingmu ya ukhty...
Dan bersama kita berusaha berjalan dengan doa – doa kita...
untuk tujuan dan impian KITA...yang SAMA...



seorang sahabat adalah orang yang dapat mendengarkan lagu di dalam hatimu...
Dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait – baitnya....”


( Dilafas’10)



“teman bukan bagian dari lingkungan yang mengelilingimu, akan tetapi orang yang kau pilih karena kau lihat cocok dengan latar belakang pendidikan, perilaku, agama, serta tabiatmu”

“ Sahabat yang baik adalah jika kita lupa dia ingat, dan jika kita mengingatnya maka dia akan membantu”


(Buku Change Your Heart Bag, Persahabatan Karya Amru Muhammad Khalid.)


* Sahabat, ia mendengar sekalipun kau tak berbicara,
ia merasa sekalipun kau tak berkata...,
ia memahami sekalipun kau tak menyelami perasaan dan keadaanmu,
dan ia bertindak atas dirimu tanpa kau berucap....
Karena mata dan hati itu selalu berbicara,
Ya Sahabat....*


( Ratih .Septiana)


Cukup doaku dalam hati dan Allah saja yang Tahu dan Mendengarnya, karena begitu ia istimewa dan ia hanya akan terasa lebih indah jika ku eja dalam doa yang tak seorang pun dapat mengetahuinya......


Thanks to Allah... ALhamdulillah telah menganugerahkan sahabat - sahabat yang luar biasa.. :)
Inspired by Nur Atiqah. " you are is great a muslimah..." Subhannallah... uhhibuki FILLAH..^_^

Ratih Septiana
White_rose
Alifah Nisrina Dhiatul-haq


Al Farouq home
Jakarta,
Selasa, 14 Juni 2011
5.54 pm

No comments: