Saturday, February 20, 2010

Masihkah Nurani itu Ada?


Bismillah....


Di sini aku masih berkata tentang dia, bukan untuk membanggakan yang pernah aku punya, Bukan pula untuk membandingkan yang ia pernah ada, dan tiada gantinya.
Bunda.

Ibu adalah orang yang nomor satu di dunia ini. Yang kita mencintainya, yang kita menyayanginya, kita menghargainya, dan kita menjaga hatinya. Sudah tidak heran dan bukan hal yang awam jika anak harus berbakti padanya (
ibu). Akan tetapi, setelah aku melihat di beberapa wacana, Ironis telah mengiris hatiku, perih dan menangis pilu. Bagaimana seorang Ibu tega menjual anaknya? Bagaimana seorang Ibu tega menjual janinnya?. Baiklah aku adalah seorang dari beribu orang yang menyaksikan berita ini. Dan aku sama sekali tidak tahu apa alasan yang lebih gamblang dan lebih bisa diterima dengan hati. Sering kali kita mendengar soal seperti ini salah satu faktor utama yang mendukung ialah nilai kemiskinan di masyarkat. Miris, tentu saja. Tak banyak yang dapat aku beri untuk mereka, tidak dari harta apalagi tahta yang bermakna. . Tapi Sungguh ada doa dan harapan tulus bagi mereka. Di satu sisi 
lainpun aku haru ketika mendengar pernyataan salah seorang keluarga yang miskin, dan anaknya terkena penyakit
Hydrocephalus. “ Anak adalah titipan Allah mas, ini adalah amanah saya sebagai orang tuanya. Dan saya percaya saja Semua nanti akan ada jalan-Nya, dan saya tidak akan pernah sia siakan dia. Mungkin saya adalah satu diantara seribu orang yang dipercayai Allah untuk menanggung amanah ini, dan saya bersyukur untuk itu. Dia adalah amanah saya, dan pesan saja bagi para orang tua yang mempunyai anak seperti anak saya, tolong jangan sia siakan mereka, mereka juga butuh perhatian kita, jangan buang mereka, karena ia adalah amanah”. Masya Allah, Subhannallah...., Walhamdulillah Walaillahaillallah, Allahu Akbar.

Coba kita sibak kembali tentang ayat yang berkesinambungan dengan penuturan salah satu orang tua di atas.

“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya. “ (QS Al -Furqaan (58) : 25 )


“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At Thalaq (3) : 65)

Bukan maksud untuk membedakan, tapi di sini kita harus nya dapat melihat mana yang baik dan buruk. Kemiskinan, memang garis tertinggi di negara kita, tapi bukan berarti dengan cara memperdagangkan seorang anak itu adalah jalan keluarnya. Naudzubillahimindzalik, semoga Allah senantiasa menjaga kita dari keburukan sifat kita sendiri, Amin.

Jujur pernytaan orang tua yang menjadikan anaknya barang dagangan itu sangat menyakiti hati saya. Teringat sosok bunda yang penuh kasih dan sayang, yang ia rela menghabiskan waktunya, kulitnya terbakar sinar, dan sinar yang menyengat itu mengeringkan peluhnya. Bunda tetap berkorban penuh untuk kita anaknya, dan bohong untuk ibu yang tidak mempunyai nurani. Semua bunda di dunia ini, maukan yang terbaik, bagaimana mungkin jika ada pula orang tua yang mendagangkan tak hanya anak laki lakinya, bahkan sekarang di berita gemar dengan perdagangan anak perempuan! Nauzdubillah, Astgfirullah, berita ini menghantam jantungku. Sebegitukah nurani seorang ibu tak terketuk oleh air mata buah hatinya? Astgfirullah, astgfirullah, Astgfirullahaladzim. Aku memang bukan seorang ibu untuk saat ini, aku hanya sebagai anak. Anak dari seorang wanita yang sungguh mulia bagiku dengan hadirnya aku di dunia.


Bunda, rasakan tangis kami di hati ini, di jiwa kami yang meraung kesepian tanpa kasih sayangmu.
Bunda, jangan lepaskan aku dari pertalian kasihmu, jangan pernah bunda.
Jangan biarkan aku tidak mengenali siapa ibuku dan siapa yang telah melahirkan aku.
Jangan jadikan aku buta terhadap kasih dan cintamu. 

Coba tempatkanlah hati anak anak seperti ini, menjerti dalam hati kalian wahai bunda. Aku sangat tahu, pasti bunda pun mau yang terbaik bagi putra putrinya.

Mari sejenak kita simak sepenggal kisah indah ini:

Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam adalah sosok pemimpin manusia yang sangat bersikap lemah lembut terhadap anak-anak kecil. Seperti kita ketahui beliau pernah menggendong Hasan di atas pundaknya, Beliau pun mengajak tertawa, membuka mulut dan menciumnya, serta memperlihatkan dia sedang bermain, lari ke sana ke mari. Setelah itu Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam pun menangkapnya. Subhannallah…

Wahai ibu dan bapak, tidakkah kita bercermin dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam?

‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha meriwayatkan:

“Datang seorang arab badui menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata:

“Apakah kalian mencium anak-anak? Adapun kami tidak mencium anak-anak!

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:

Sanggupkah kamu bila Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu!?”

Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersenda gurau dengan menjulurkan lidah beliau kepada anak-anak. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa ”Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya di depan Hasan bin Ali, lalu ketika Hasan melihat merah lidah beliau, ia segera mendekat kepada beliau”
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam selalu memberi motivasi kepada para orang tua dalam hal menyayangi anak-anak, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Anas, ”Bahwa suatu ketika ada seorang perempuan datang ke rumah ’Aisyah Radhiyallahu’Anha lalu ’Aisyah memberikan tiga butir kurma kepadanya. Lalu perempuan itu memberikan masing-masing anak sebutir kurma sehingga ia menyisakan sebutir kurma untuk dirinya. Lalu kedua anak itu masing-masing memakan kurmanya sambil memandang kepada ibunya. Kemudian ibunya mengambil kurma itu dan membelah mejadi dua lalu ia berikan kepada masing-masing anak separuhnya. Kemudian datanglah Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam, lalu beliau diceritakan ‘Aisyah Radhiyallahu’Anha. Setelah itu beliau bersabda:

”Sungguh apa yang dilakukan perempuan itu membuat kamu terpesona. Semoga Allah mengasihi dia karena kasih sayang dia kepada kedua anaknya yang masih kecil”


Subhannallah…

Lalu kenapa ada ibu-ibu yang tega menyiksa anak-anak mereka, padahal Allah akan mengasihinya bila ia menyayangi anaknya?.
Bisa jadi dikarenakan mereka tidak mengetahui keutamaan dalam Islam untuk menyayangi anak kecil. Sungguh mereka telah merugi… Allahua’lam… [
Bintu Nashrun]


Maafkan Aku jika tulisan ini seolah menampar wajah dan hati dari pembaca yang merasa, tapi Aku berharap pendapat yang ku buat tulisan ini, lebih menjadikan kita bermusahabah bersama, entah itu dari seorang ibu dan bapak, atu pun kita yang sebagai anak. Manusia terlahir atas cinta kasih Allah SWT, IA menempatkan hati kita di dalam tubuh dan di rongga sukma karena agar ia terjaga. Memberikan kita akal sehat agar kita dapat berfikir jernih, dan memberikan kita perasaan cinta kasih agar kita saling menyayangi. Wallahu Alam.

Jangan jadikan kemiskinan tonggak untuk kita beralih untuk mendapatkan kepuasan sendiri, itu egois namanya. Anak, harta, musibah, berkah. Sungguh yang Aku tahu semua ini adalah ujian-Nya. Tidak mudah untuk menddik anak tutur dari seorang ibu. Yah, tapi bunda, ibu, mempunyai naluri bagaimana dan apa yang harus ia lakukan untuk merawat dan mendidik anak anak mereka, Insya Allah akhi, ukhty, kita bisa mengambil hikmah di balik peristiwa tragis yang sering kita nikmati ini. Dan Semoga Allah memberikan kita kesempatan, dan menuntun kita sebagai anak yang shalih dan shalihah, dan jika kelak ada waktu dan umur yang Allah berkahkan, semoga kita semua menjadi ayah dan bunda yang dapat menyayangi anak – anak kita, menjaga mereka dan mencintai mereka sepenuh hati kita, karena kita sadar itu amanah-Nya, harta, dan jiwa kita ada setengahnya dalam nyawa mereka. Insya Allah, amin.

Kita dapat belajar dan mengambil pelajaran dari seburuk apapun keadaan yang berada di sekitar kita. Dengan memakai akal yang jernih, jiwa yang damai, dan hati yang jujur, insya Allah kita bisa melakukannya. Semoga Allah mengampuni segala kekhilafan kita sebagai hamba-Nya, dan meridhoi kita dalam langkah – langkah yang kita lakukan karena-Nya. Insya Allah. Amin

Jangan sampai kasih sayang dan hati yang lembut itu menjadi keras dan mati, nauzdubillah. Mari kita bersama memikirkan dan memosisikan hati kita dengan arah berlawanan sebelum kita mengambil keputusan dan langkah berikutnya. Semoga pribadi ini menjadi jiwa yang bijaksana, yang berkasih sayang, serta dapat saling menjaga. Amin.


Sekian dari Ana, maafkan jika ada kata yang kurang dan tidak berkenan. Segala Puji bagi Allah, yang telah memberikan Ana fikiran sehat dan hati yang jernih. Dan Semoga goresan Ana kali ini, bermanfaat bagi kita semua. Insya Allah yah, Amin :)




Ratih Septiana.


Blogger 2
21.02.10
11.55 am

No comments: