Monday, May 24, 2010

Remove what you hide !!!


Bismillahirahmanirahim....


Nafas hidup ini kaya akan ilmu pengertian jika saja kita mau memperhatikan lebih dengan seksama. 


“Sebenarnya, yang membatasi mimpi dan cita – cita itu adalah langit....”

( Asma Nadia)


“Yang menjadikan seseorang itu pantas untuk pribadinya sesungguhnya adalah kepercayaan yang ada dalam dirinya sendiri.”

(
Mario Teguh)


“Antara sabar, tawadhu, bersyukur, batas perbedaan 3 hal ini sangatlah tipis”

(
Isa Alamsyah)


3 hal tersebut di atas, menurut saya saling berkenaan, juga ber
esinambungan. Kenapa bisa begitu? Yuk, kita belajar bersama dengan pembahasan kali ini. :)


Musti jujur, sebenarnya hari ini, dan bahkan beberapa hari ini, suasana hati agak terperengkap dalam sisi kemuraman, tapi yang namanya menulis itu adalah tetap menjadi terapi hati. Semoga rangkaian tinta hitam dari saya hari ini pun dapat bermanfaat bagi kita smua. Dan mungkin perlu kita telaah lagi, bahwasannya sumber kekuatan seseorang itu justru lebih banyak didapatkan ketika seseorang itu pernah gagal, kecewa, direndahkan, dan terluka. Tidak ada yang tidak mungkin, selama suatu hal masih dapat dijadikan tema positif, why not? Ya to?



Okey lanjut....


Pertemuan launching buku terbaru Isa Alamsyah dan Asma Nadia pada hari Sabtu, 22 Mei 2010, pukul 4 sore di Gramaedia Solo kemarin Alhamdulillah, sangat bermanfaat buat saya yang doyan nulis ini. Bisa dikatakan pula tulisan kali ini pembuktian dari kata “bermanfaat” yang saya sampaikan sebelumnya. :) walhamdulillah.


Asma Nadia mengatakan di tengah – tengah penuturan kisahnya yang bermula dari dasar menjadi seorang penulis bahwa
“ sebenarnya yang membatasi impian kita dan cita – cita itu adalah langit...”
“Kenapa begitu?, yah karena sebenarnya impian dan cita – cita itu tiada berbatas...”
tegasnya.


Mendengar penyampaian mbak Asma yang dari A – Z , saya seolah terpana bak murid yang menemukan guru yang hmm...benar – benar mengasyikkan, seru, dan baru. ^^. Subhannallah.

Yah, benar saja, cita – cita itu sesungguhnya tiada berbatas, karena smua impian itu sesungguhnya lebih luas. Seseorang dapat berkreasi dengan segala ekspresinya yang bebas tanpa pembatasan ide – ide yang ia punya dan yang ia ciptakan dari imajinasinya sendiri. Bukankah begitu?

Sekalipun itu di luar logika dan nalar kita, memang terkadang sebuah ide gila itu dapat memberi warna yang baru. Dan di saat kita berusaha mencapai rencana & tujuan dengan berbagai kreatifitas dan seni kita di dalamnya, di situlah kita akan tahu siapa diri kita? Apa yang kita mau? Dan bagaimana sesungguhnya kemampuan kita dalam menciptakan suatu gagasan – gagasan yang ada dalam hati dan fikiran kita. Pun dengan hal yang demikian, kita akan mengetahui apa sih yang mampu membuat kita nyaman? Hal apa sih ? yang membuat kita merasa bahwa sesuatu itu lah yang dapat menjadi image, ciri khas dari diri kita sehingga kita dapat mengatakan pada semua orang “just be my self” :)


So, jangan pernah ragu untuk mengepakkan sayap – sayap yang sesungguhnya lama terlatih untuk bisa terbang menuju ke setiap tempat yang kita inginkan. Bebaskan diri dengan hal – hal positif yang mampu membuat kita nyaman dengan diri kita sendiri. Setuju? ^^
Memperkaya pribadi dengan berbagai pengalaman itu akan dapat menjadi suatu tambahan ilmu bagi kita dalam memotivasi kehidupan ini, insya Allah.



Di bilik yang lain, mas Isa Alamsyah berbagi ilmu juga tentang memahami arti dari sabar, tawadhu , juga bersyukur yang jarak ukurannya memang sangatlah tipis, kek benci sama cinta aja yah ? ( hmm kokjadi kesini sih?!! Sorry guys..*_* )


Seseorang yang berusaha, pada akhirnya pun ia akan mendapatkan hasil dari usaha yang ia lakukan. Dan jika kita adalah seseorang yang berusaha dan kemudian kita menikmati hasil usaha kita, tentu saja kita akan bersyukur. Iya kan? . Akan tetapi...., sering dari kita yang merasa cukup untuk hasil yang kecil, untuk pendapatan usaha yang sebenarnya pun kita lebih mampu mengupayakan dari yang kita lakukan sebelumnya dalam pencapaian yang maksimal. Dan di sinilah arti dari 3 hal tersebut di atas menuntut kita, untuk kita pelajari dan lebih kita pahami kembali. Meskipun tidak dapat dipungkiri, bahwa kerap kali pengartian dari perilaku sederhana dan apa adanya itu ter- anut oleh kita dengan pemahaman yang sempit. Sikap yang apa adanya itupun dapat salah kaprah ketika semuanya diartikan benar – benar apa adanya tanpa usaha, niat, dan minat untuk membangun suatu hal yang sesungguhnya dapat kita upayakan untuk lebih baik lagi.

Jadi inget juga penegasan lanjut dari mas Isa yang menyatakan
“ Ketika kita berusaha kemudian gagal, lalu bajet dari usaha menurun karena persaingan antar industri yang pesat, tapi kita terima saja dengan datar tanpa kita mencari celah dimana kita bisa membangun lebih baik lagi, kita nyaman dengan kegagalan itu dan bersyukur dengan hasil yang sedikit yang sesungguhnya pun kita bisa lebih dari hasil yang kita capai, nah kalu begini, lama – lama kita yang bangkrut!. Mau maju yang bagaimana bangsa kita? Jika saja kita masih mempunyai sikap – sikap yang sebenarnya membunuh diri-kan diri kita sendiri secara perlahan? Bisa hancur dong kita?” Subhannallah, itu benar.


Saya pribadi yang mendengarkan benar – benar seperti terketuk keras, dan dalam pribadi ini terbesit, insya Allah semoga dengan ilmu hari ini saya pun harus dapat lebih memahami 3 hal tersebut di atas lebih dapat spesifik lagi tentang gagasan dan artian antara sabar, tawadhu, dan bersyukur dalam kemajuan hidup. Insya Allah ya Allah. Walaupun dari awal sebelum saya mendengarkan pendapat dari mas Isa, bagi saya kesederhanaan itu bukan suatu hal yang biasa dari kebiasaan yang acap kali kita lakukan. Namun justru sebaliknya, kesederhanaan itu adalah pengupayaan hal, yang dimana perihal biasa itu dapat kita terolah sehingga dapat kita seimbangkan dan kita kemas rapi dalam ruang lingkup kehidupan yang luar biasa kerasnya ini, dengan suatu sikap yang penempatannya memang biasa saja, tapi tidak dalam tingkatan strategi yang telah kita upayakan pencapaiannya. ( hmm kira – kira begitu, bahasanya tinggi banget ga yak? ) :-p


Jadi dari 3 hal itu, yang namanya keserhanaan, penerimaan maupun sejenisnya , itu pun memang harus selalu ada improviasasi dari motivasi dari diri kita sendiri, jugai semangat yang kita bentuk sendiri dalam hati dan fikiran, yang pada akhirnya nanti akan melahirkan sebuah tindakan – tindakan yang cemerlang. ( bismillah, insya Allah saya pun berusaha untuk hal ini..)

Setelahnya, ketika kita menelaah penyampaian sang motivator kita, pak Mario Teguh yang berbunyi :

“ Yang memantaskan kita bagi pribadi kita, jabatan kita, saat ini, esok dan seterusnya dalam kehidupan kita sesungguhnya adalah diri kiat sendiri.”

Wow...., great!! Masya Allah.


Kalimat tersebut di atas, saya fikir berkesinambungan dengan penyampaian mbak Asma tadi. Karena sebenarnya masing – masing dari kita itu tidak jarang yang membatasi diri kita sendiri untuk melakukan apa yang sesungguhnya bisa lakukan, dan itu kerap kali terjadi hanya karena ragu. & tidakpercaya pad airi kita sendiri Masih saja kita kerap mengekang jiwa kita sendiri untuk berkreasi, menuangkan ekspresi yang kita miliki,( Astagfirullahaladzim.., kok jadi ngomongin diri sendiri ya?...hehehe :-p ). Padahal hanya seorang pemberanilah yang akan mendapat predikat sebagai sang pejuang entah itu kalah atupun menang, karena nilai dari suatu perjuangan, bukan dari hasil atupun buah dari usaha itu, akan tetapi lebih pada prosesnya. Dengan segala bentuk proses itulah kita akan selalu menemui hal – hal dan pengalaman yang baru, dengan proses pula kita selalu berubah untuk menuangkan kreasi kita, selalu berubah untuk mengekspresikan diri kita dalam situasi tertentu. Ya ga sih? ( iya aja deh...) ^^. Layak-kanlah diri kita untuk mengisi tingkatan yang lebih tinggi, meski pun itu tidak ternilai bagi orang lain, yakin dan percaya saja, bahwa Tuhan selalu memperhatikan usaha dan niat kita., juga akan selalu menilai pribadi kita sepanjang masa perubahan ada di dalam diri kita. Okay? ( sama – sama yuk! Aku juga belajar dalam bagian ini...insya Allah :))
Intinya adalah bahwa kehidupan ini sangatlah....luas. Semua yang bernyawa dalam isi bumi berhambaran bebas. Dan mengapa kita masih ragu untuk mengeluarkan sesuatu hal yang sebanrnya kita punya?


Segala perjuangan di dalam tempaan kita berpijak ini pun membutuhkan kekayaan pengalaman dan ekspresi kita yang kuat untuk menangguhkannya. Dimana pengalaman itu mencangkup segala aspek – aspek hitam dan putihnya hidup. Walau terkadang keberanian yang menyanggupkan kita bergelut dengan hal yang besar membayarkan isinya dengan kepahitan, kesengsaraan, dan hempasan – hempasan yang hampa tak bertepi. Akan tetapi, dari bagian – bagian itulah sesungguhnya kita memulai kebangkitan diri dan jiwa kita yang sesungguhnya.


Kesimpulannya : Bersyukur, sabar, dan menerima atas kekecewaan, kegagalan, perendahan diri, peremehan dari orang atas segala usaha kita yang kita, hanya akan dapat dilakukan bagi jiwa yang mampu memahami dengan baik dari seburuk – buruknya keadaan, dan suasana hati yang kelam. Hidup tak sebatas dari rencana yang terbukti dengan pengupayaan dalam setiap tindakan, karena dalam memperjuangkannya, kita masih membutuhkan juga memerlukan perjuangan lagi , dan seterusnya dalam menghadapinya. Hingga tingkatan ikhlas dapat teraih, dari segala sinergi usaha kita, dari sabar, tawadhu, dan bersyukurnya kita, dan dari kepantasan yang kita berikan bagi kehidupan kita sendiri.



Dan inilah yang dapat saya bagi hari ini, semua kecemasan dan ketakutan ini harus terbayar mahal, karena untuk mempercayakan satu hal yang sempat merapuhkan itu, sungguh luar biasa perjuangannya. Bertahan, dan perjuangankan!! . Insya Allah.



Sekian, terimakasih.

Mohon maaf jika ada kata – kata yang kurang berkenan, dan dari setiap tulisan inilah saya pun belajar kembali. Semoga Allah meridhoi, memberi kemudahan, pengertian, juga kesabaran bagi hati yang terbatas ini, Amin.


Nb : Dengan suasana yang muram, saya juga ingin mengucapakan terima kasih kepada,

Thanks to :


1. Allah SWT, yang selalu bersama saya dalam kondisi bagaiamanapun saya berada, Walhamdulillah.
2.Orang tua dan keluarga yang banyak memberikan saya ilmu kehidupan yang sebenarnya.
3.Mbak Asma Nadia, Mas Isa Alamsyah dan Bapak Mario teguh, motivasinya hebat smua :)
4.Sahabat yang selalu suport saya, maturnuwun
5.Semua orang yang sempat dan pernah melukai, mengecewakan dan menyakiti maupun tersakiti. Terimakasih dari dan mohon maaf, dari hati saya yang paling dalam.




Ratih Septiana





Gubuk Kecil Tersembunyi
Senin,24 Mei 2010
17. 09 wib

No comments: