
Bismillah.........
ujung daun pakis tertunduk luruh, bersenandung tentang sepi hari ini...
memainkan dawai harfa...
melankonis kan bersuara....
kupu – kupu kan tetap menari indah untuk ku di hamparan udara yang hampa...
mentari tetap ramah pada sapaannya kali ini,
senyuman anggun tetap menawan hati..
namun sayang selama ini, tidak ada pula yang bisa mengartikan diam ini...
atukah waktu terlalu kelu untuk mengucapkannya...?
menarilah kau di atas pusara rasa yang tengah usang karena derita
apalagi yang kan ia tawarkan untuk bongkahan luka ini?
tersemai rona – rona bahagia di antara perih...
hitungan waktu tak bernada sama dengan pengertian yang kita punya.....
semua bisa hilang dan lenyap begitu saja...,
jika tak benar ia jagan dari sisi gelap yang ia cipta bagi kekasih yang ia cinta.
pagi ku tandai dengan hening...
siang ku isi dengan mengerti....
malam ku isi dengan mulia nya hati...
di ujung kaki senja ini mungkin kan ada rindu itu lagi...
satu penyiksaan yang hebat sekaligus indah namun tak bisa terjamah...
biasan yang hambar...,
dapat tergambar namun tak dapat dimengerti...
apa yang kan di katakan oleh angin sore ini?
apakah masih sama?
samakah kegetiran yang tercium anyir pada awal pertama?
berfikir tenang, bahwa masih ada cinta...
sungguh terasa muak dibuatnya...
seperti ingin memecahkan batu karang itu hanya dengan satu tetes air mata ( kesungguhan)...
berkata pada ombak yang berderu agar menghempaskan semua lara...
lalu bercakap tentang kisah satu masa...
membiarkan smua lusuh terlebih dahulu...
barulah memungutnya...
apakah ini yang ia sebut cinta?
enyah sajalah...
tak butuh dan tak perlu penyiksaan bagi cinta yang ku punya...
Ratih Septiana
Net blogger II
Sabtu, 24 Juli 2010
10. 41 am
No comments:
Post a Comment