
Bismillah....,
Coba klik deh link di bawah ini :
http://www.antonhuang.com/kisah-cinta-yang-sempurna/
apa yang ada di dalam benak sahabat semua setelah membacanya? Mengamati..., memahami.., dan menangkap “sesuatu” dari artikel di atas tersebut?
Cinta dan kehidupan..., masih sama dengan pemaparan yang sudah Ana sampaikan di postingan ana tempo hari dengan judul “ bagimu jiwa yang sumbang” .
“Cinta adalah ketertarikan hebat yang tidak masuk akal, agar sepasang jiwa mengupayakan kebersamaan sebagai pasangan yang menghasilkan keturunan yang melanjutkan kehidupan. Kasih sayang adalah keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang dengan pribadi pilihannya sebagai sahabat yang membesarkan kehidupan. Cinta bisa berlangsung sesaat, dan kasih sayang-lah yang melanjutkannya sampai kapan pun.”
By : Mario Teguh
dan mungkin kta mempunyai pendapat tersendiri tentang cinta dalam kehidupan kita sekarang ini. Hanya saja setelah melihat .., membaca artikel di “link” yang Ana rujukkan tadi, Ana merasa menemukan sesuatu yang besar. Yang hampir menjadi impian dan simpanan hati bagi semua orang yang tengah memperjuangkannya. Apakah itu? Yah, benar adalah Tulus dan Menerima.
Cinta, tidak sedikit yang Ana temui akan perihal cinta yang masih saja menyendat hanya karena masalah harkat dan martabat, status sosial yang menjadi suguhan intelektual jika dari kita memilikinya. Wajar..., memang sangatlah wajar, akan tetapi.. tak sedikit pula dari kita yang sangat runtut menilai hal tersebut bahkan secara tidak sadar kita seolah mendewakan “simbol – simbol” tersebut.
Astgfirullah..., bukankah kita yang sebagai kaum Muslim sudah diajarkan Rasul kita tercinta dengan kesederhanaan yang bersahaja yang tersirat dalam pribadi beliau? Tidakkah itulebih dari cukup bagi kita yang semuanya ini adalah pembelajar dari kisah santun dari beliau bersama keluarga dan sahabatnya?
Astgfirullah, Astgfirullah, Astgfirullahaladzim...,
Akhir jaman telah membakar semua iman dan moral.
Dunia yang rapuh dan masa yang lusuh.
Berdiri dengan diri ini, merasa tak punya arti...,
tak memiliki sekeping harta berharga secuilpun jika itu ternilai secara materi.
Ahh Tuhan betapa kerdil iman ini jika kami merasa haus dan terus dahaga atas pemikiran dan akal yang seperti ini.
Sahabatku..., kita percaya akan adanya Tuhan, dan ingatlah... tiada yang mustahil bagi Tuhan jika IA sudah Menghendaki sesuatu.
Ada sedikit kisah yang pernah ana temui yakini sebagai berikut:
Ana mempunyai seorang sahabat, sahabat Ana adalah dari keluarga yang sederhana, sahabat Ana adalah seorang laki – laki yang sholeh insya Allah. Dan kemudian dia akan melamar seorang wanita. Akan tetapi, di situlah ketegangan terjadi, pihak dari sang wanita menolak tegas ajakan dan niat baik dari sahabat Ana tersebut, dant ahukah hanya karena apa? Karena status sosial yang berbeda. Kehidupan material yang dipandang dan dinilai (maaf) rendah oleh kedua orang tua dari pihak wanita beliau - beliau ini ragu jika menyetujui putrinya menikah dengan sahabat saya. Dan jika boleh jujur, sahabat saya di mata saya dan teman – teman yang lain dia adalah seorang yang pekerja keras, tanggung jawab, hormat kepada orang tua, sopan, dan yang terpenting adalah akhlaknya bagus. Dan hanya karena dia bukan dari orang yang ( maaf) 'punya”, ibu wanita dari calon sahabat saya ini telah telak menolak sahabat saya. Di situ saya ikut kecewa, saya menyedihkan hal – hal yang seperti itu masih terjadi dalam sekitar kita. Betapa krisisnya penilaian kita terhadap mulianya hati, padahal harta melimpah juga tak menjamin kita aman dan nyaman. So.. think about that...
Benarlah adanya jika kedua orang tua dari kita memiliki hak besar atas diri kita,
tapi sekali lagi..., ijinkan Ana mewakili perasaan sebagai seorang Anak, Ibu dan Ayah...jiwa – jiwa pemuda itu tidak suka dipaksa, dan di tekan terlalu kuat. Biarlah perasaan kami mengalir..., biarlah kami belajar dengan besar hingga dapat mengembangkan pribadi yang hebat di masa yang akan datang nantinya, insya Allah. Bagi Ana hanya orang tua yang bijaksanalah yang bisa menyikapi dengan baik dan tanpa menyinggung perasaan putra dan putri mereka.
Begitu langka jiwa yang bisa menilai kekayaan itu benar benar dari hati. Masih adakah orang seperti itu? Insya Allah MASIH. MASIH ADA. Hanya saja terkadang kita terlambat menemukannya di akhir penyesalan kita. Semoga belum terlambatya sahabat.. Insya Allah.
Di sini Ana tidak ingin menggurui siapapun.
Ana tidak merasa benar dan tidak pernah sama sekali merasa besar,
karena Ana pun masih dan terus belajar.
Sama – sama belajar dengan sahabatku sekalian.
Kehidupan yang megah adalah kehidupan yang sederhana, akan tetapi dari sederhana itulah kita dapat mengolah hal – hal yang bisa hingga mampu memerdekakan kesederhanaan tersebut dengan penuh rasa syukur. Melihat artikel dari link di atas tersebut, menunjukkan bahwa ketulusan, kesederhanaan, penerimaan utuh yang tulus itu masih ada di dunia ini. Sekalipun itu sulit diterima dengan logika kita, bukan begitu? Dan itulah Cinta.
Jika tulus itu menjadi selimut hati mawar – mawar putih di dunia ini, Ana yakin.. insya Allah akan banyak pangeran yang berebut untuk memperolehkan cintanya, meskipun cinta itu terlalu jauh.., terlalu ragu untuk direngkuh. Tapi percayalah sahabatku, yakinkanlah pada smua yang di berikan Tuhan pada kita. Tiada satu beban dan ujian yang tidak Tuhan berikan pada kita kecuali menjadikan kita menjadi prbadi yang besar, insya Allah.
Perjuangkanlah cinta kita...
pahami kembali seberapa kuat niat kita untuk tulus itu memberikan apa yang kita miliki dengan ketulusan yang utuh...
Cinta adalah menguatkan satu sama lain,
Cinta adalah satu hal yang indah yang dapat memupuk benih – benih biasa menjadi luar biasa. :)
dan jadikanlah ketulusan itu....menjadi awal yang indah dalam cinta dan mencintai dalam kehidupan kita semua .Insya Allah, Amin.
Sekian dari Ana,
mohon maaf jika ada kata atupun kalimat, atupun pemaparan dari Ana yang menyinggung dan tidak berkenan di hati sahabat. Mohon maaf sebesarnya. Semoga bermanfaat dan ini bisa menjadikan muhasabah bagi kita semua, untuk kita lebih bersyukur lagi, untuk kita lebih bisa memahami apa sebenarnya “isi” dari kehdiupan kita saat ini. insya Allah Amin ^_^
Ratih Septiana
Net Blogger II
Kamis, 12 Agustus 2010
11. 55 am
Coba klik deh link di bawah ini :
http://www.antonhuang.com/kisah-cinta-yang-sempurna/
apa yang ada di dalam benak sahabat semua setelah membacanya? Mengamati..., memahami.., dan menangkap “sesuatu” dari artikel di atas tersebut?
Cinta dan kehidupan..., masih sama dengan pemaparan yang sudah Ana sampaikan di postingan ana tempo hari dengan judul “ bagimu jiwa yang sumbang” .
“Cinta adalah ketertarikan hebat yang tidak masuk akal, agar sepasang jiwa mengupayakan kebersamaan sebagai pasangan yang menghasilkan keturunan yang melanjutkan kehidupan. Kasih sayang adalah keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang dengan pribadi pilihannya sebagai sahabat yang membesarkan kehidupan. Cinta bisa berlangsung sesaat, dan kasih sayang-lah yang melanjutkannya sampai kapan pun.”
By : Mario Teguh
dan mungkin kta mempunyai pendapat tersendiri tentang cinta dalam kehidupan kita sekarang ini. Hanya saja setelah melihat .., membaca artikel di “link” yang Ana rujukkan tadi, Ana merasa menemukan sesuatu yang besar. Yang hampir menjadi impian dan simpanan hati bagi semua orang yang tengah memperjuangkannya. Apakah itu? Yah, benar adalah Tulus dan Menerima.
Cinta, tidak sedikit yang Ana temui akan perihal cinta yang masih saja menyendat hanya karena masalah harkat dan martabat, status sosial yang menjadi suguhan intelektual jika dari kita memilikinya. Wajar..., memang sangatlah wajar, akan tetapi.. tak sedikit pula dari kita yang sangat runtut menilai hal tersebut bahkan secara tidak sadar kita seolah mendewakan “simbol – simbol” tersebut.
Astgfirullah..., bukankah kita yang sebagai kaum Muslim sudah diajarkan Rasul kita tercinta dengan kesederhanaan yang bersahaja yang tersirat dalam pribadi beliau? Tidakkah itulebih dari cukup bagi kita yang semuanya ini adalah pembelajar dari kisah santun dari beliau bersama keluarga dan sahabatnya?
Astgfirullah, Astgfirullah, Astgfirullahaladzim...,
Akhir jaman telah membakar semua iman dan moral.
Dunia yang rapuh dan masa yang lusuh.
Berdiri dengan diri ini, merasa tak punya arti...,
tak memiliki sekeping harta berharga secuilpun jika itu ternilai secara materi.
Ahh Tuhan betapa kerdil iman ini jika kami merasa haus dan terus dahaga atas pemikiran dan akal yang seperti ini.
Sahabatku..., kita percaya akan adanya Tuhan, dan ingatlah... tiada yang mustahil bagi Tuhan jika IA sudah Menghendaki sesuatu.
Ada sedikit kisah yang pernah ana temui yakini sebagai berikut:
Ana mempunyai seorang sahabat, sahabat Ana adalah dari keluarga yang sederhana, sahabat Ana adalah seorang laki – laki yang sholeh insya Allah. Dan kemudian dia akan melamar seorang wanita. Akan tetapi, di situlah ketegangan terjadi, pihak dari sang wanita menolak tegas ajakan dan niat baik dari sahabat Ana tersebut, dant ahukah hanya karena apa? Karena status sosial yang berbeda. Kehidupan material yang dipandang dan dinilai (maaf) rendah oleh kedua orang tua dari pihak wanita beliau - beliau ini ragu jika menyetujui putrinya menikah dengan sahabat saya. Dan jika boleh jujur, sahabat saya di mata saya dan teman – teman yang lain dia adalah seorang yang pekerja keras, tanggung jawab, hormat kepada orang tua, sopan, dan yang terpenting adalah akhlaknya bagus. Dan hanya karena dia bukan dari orang yang ( maaf) 'punya”, ibu wanita dari calon sahabat saya ini telah telak menolak sahabat saya. Di situ saya ikut kecewa, saya menyedihkan hal – hal yang seperti itu masih terjadi dalam sekitar kita. Betapa krisisnya penilaian kita terhadap mulianya hati, padahal harta melimpah juga tak menjamin kita aman dan nyaman. So.. think about that...
Benarlah adanya jika kedua orang tua dari kita memiliki hak besar atas diri kita,
tapi sekali lagi..., ijinkan Ana mewakili perasaan sebagai seorang Anak, Ibu dan Ayah...jiwa – jiwa pemuda itu tidak suka dipaksa, dan di tekan terlalu kuat. Biarlah perasaan kami mengalir..., biarlah kami belajar dengan besar hingga dapat mengembangkan pribadi yang hebat di masa yang akan datang nantinya, insya Allah. Bagi Ana hanya orang tua yang bijaksanalah yang bisa menyikapi dengan baik dan tanpa menyinggung perasaan putra dan putri mereka.
Begitu langka jiwa yang bisa menilai kekayaan itu benar benar dari hati. Masih adakah orang seperti itu? Insya Allah MASIH. MASIH ADA. Hanya saja terkadang kita terlambat menemukannya di akhir penyesalan kita. Semoga belum terlambatya sahabat.. Insya Allah.
Di sini Ana tidak ingin menggurui siapapun.
Ana tidak merasa benar dan tidak pernah sama sekali merasa besar,
karena Ana pun masih dan terus belajar.
Sama – sama belajar dengan sahabatku sekalian.
Kehidupan yang megah adalah kehidupan yang sederhana, akan tetapi dari sederhana itulah kita dapat mengolah hal – hal yang bisa hingga mampu memerdekakan kesederhanaan tersebut dengan penuh rasa syukur. Melihat artikel dari link di atas tersebut, menunjukkan bahwa ketulusan, kesederhanaan, penerimaan utuh yang tulus itu masih ada di dunia ini. Sekalipun itu sulit diterima dengan logika kita, bukan begitu? Dan itulah Cinta.
Jika tulus itu menjadi selimut hati mawar – mawar putih di dunia ini, Ana yakin.. insya Allah akan banyak pangeran yang berebut untuk memperolehkan cintanya, meskipun cinta itu terlalu jauh.., terlalu ragu untuk direngkuh. Tapi percayalah sahabatku, yakinkanlah pada smua yang di berikan Tuhan pada kita. Tiada satu beban dan ujian yang tidak Tuhan berikan pada kita kecuali menjadikan kita menjadi prbadi yang besar, insya Allah.
Perjuangkanlah cinta kita...
pahami kembali seberapa kuat niat kita untuk tulus itu memberikan apa yang kita miliki dengan ketulusan yang utuh...
Cinta adalah menguatkan satu sama lain,
Cinta adalah satu hal yang indah yang dapat memupuk benih – benih biasa menjadi luar biasa. :)
dan jadikanlah ketulusan itu....menjadi awal yang indah dalam cinta dan mencintai dalam kehidupan kita semua .Insya Allah, Amin.
Sekian dari Ana,
mohon maaf jika ada kata atupun kalimat, atupun pemaparan dari Ana yang menyinggung dan tidak berkenan di hati sahabat. Mohon maaf sebesarnya. Semoga bermanfaat dan ini bisa menjadikan muhasabah bagi kita semua, untuk kita lebih bersyukur lagi, untuk kita lebih bisa memahami apa sebenarnya “isi” dari kehdiupan kita saat ini. insya Allah Amin ^_^
Ratih Septiana
Net Blogger II
Kamis, 12 Agustus 2010
11. 55 am
No comments:
Post a Comment